Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Ilustrasi Nyata dari ‘Taman Eropa’ yang Dibicarakan Petinggi Uni Eropa

Ilustrasi Nyata dari ‘Taman Eropa’ yang Dibicarakan Petinggi Uni Eropa

POROS PERLAWANAN-Tewasnya seorang remaja 17 tahun berdarah Aljazair oleh tembakan Polisi Prancis telah menyulut kerusuhan paling keras dalam sejarah kontemporer negara tersebut. Gejolak kerusuhan ini masih belum mereda meski sudah berlangsung beberapa malam.

Dilansir Fars, Mendagri Prancis Gerald Darmanin pada hari Minggu 2 Juli mengumumkan bahwa hingga saat ini lebih dari 2 ribu orang telah ditahan di seluruh Prancis. Menurut Darmanin, pada Sabtu malam saja (malam ke-5 gelombang protes) sebanyak 719 orang telah ditangkap dan 45 petugas polisi terluka. Prancis juga mengerahkan 45 ribu personel pasukan keamanan untuk mengatasi para pemrotes pada hari pemakaman remaja tersebut.

Korban baru Polisi Prancis, Nahel M, tewas pada Selasa pagi setelah dtembak dari jarak dekat oleh seorang polisi saat terjadi penilangan. Nahel telah dimakamkan pada Sabtu lalu.

Gelombang protes muncul setelah tersiarnya berita dan foto pembunuhan tersebut. Unjuk rasa yang awalnya dimulai di sekitar Paris merembet ke kota-kota besar lain di negara tersebut. Bahkan kini telah menjalar ke negara-negara lain di barat Eropa yang bertetangga dengan Prancis, seperti Belgia dan Swiss.

Foto-foto yang tersebar dari gelombang protes ini menunjukkan terbakarnya tempat-tempat publik dan pribadi, perusakan kendaraan, dan penjarahan toko-toko. Di lain pihak, aparat kepolisian menggunakan peralatan antikerusuhan seperti gas air mata, granat kejut, dan kendaraan lapis baja untuk membubarkan para pemrotes. Situasi ini sama sekali tidak selaras dengan ‘Taman Eropa’ yang pernah dibicarakan Staf Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell.

Dalam sebuah acara peresmian universitas di kota Brugge, Belgia, pada 13 Oktober 2022, Borrell mengatakan,”Eropa adalah sebuah taman. Taman ini dibuat oleh kita semua…Taman ini adalah susunan terbaik dari kebebasan politik, visi ekonomi, dan kekompakan sosial. Bagian dunia lain bukan sebuah taman. Sebagian besar bagian dunia adalah hutan, dan hutan-hutan mungkin akan menyerang taman.”

Pernyataan ini menuai banyak reaksi keras internasional. Banyak pihak yang menyebutnya sebagai tanda rasisme dan dekadensi moral Barat.

Jubir Kemenlu Iran Naser Kanani menyebut tindakan represif Polisi Prancis terhadap para penentang reformasi aturan pensiun negara itu sebagai “contoh perhatian kepada HAM dan penghormatan terhadap hak pemrotes di Taman Eropa.” Kanani mengatakan,”Pelajaran HAM para pengklaim ini hanya untuk orang lain, sementara mereka sendiri tidak kenal pelajaran ini.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *