Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Ini Perbedaan Agresi Terbaru Israel ke Suriah dengan Agresi-agresi Sebelumnya

Ini Perbedaan Agresi Terbaru Israel ke Suriah dengan Agresi-agresi Sebelumnya

POROS PERLAWANAN – Pada Minggu 14 Agustus lalu, Israel melanggar zona udara Lebanon dengan cara melancarkan serangan rudal ke sekitar Damaskus dan Tartous. Serangan itu menewaskan 3 tentara Suriah dan melukai beberapa orang lainnya.

Dilansir al-Alam, para pengamat politik berpendapat bahwa agresi terbaru ini berbeda dalam hal “waktu dan tempat” dibanding agresi-agresi sebelumnya.

Dari sisi waktu, agresi ini dilakukan di saat berkuasanya Pemerintahan sementara Yair Lapid dan kian dekatnya Pemilu. Lapid ingin tampil sebagai pria tangguh yang bisa menjaga keamanan Israel. Dengan melancarkan agresi ke Suriah, ia berharap meraih hasil dalam Pemilu mendatang.

Dari sisi tempat, Tartous dipilih sebagai target di tengah mengeruhnya hubungan Rusia dan Israel, juga pertukaran pesan antara kedua pihak terkait sikap Tel Aviv kepada operasi militer Moskow di Ukraina. Dengan kata lain, agresi ini mungkin merupakan pesan Israel kepada Rusia bahwa Tel Aviv bisa saja mengusik kawasan penting untuk pangkalan-pangkalan Rusia di Suriah.

Dari sisi data-data, agresi ini terjadi di tengah perundingan penentuan perbatasan Israel dengan Lebanon. Perundingan ini mungkin tidak akan berakhir dengan keuntungan untuk Tel Aviv. Sebab itu, Rezim Zionis ingin menutupi kegagalan di hadapan Lebanon dan Perlawanan dengan cara mengagresi Suriah.

Agresi ini juga dilakukan di ambang ditekennya kesepakatan pencabutan sanksi-sanksi atas Iran. Para pakar berpendapat, agresi ini mengungkap penentangan tersembunyi dan tak langsung Israel kepada kesepakatan ini.

Dengan melihat semua ini, agresi terbaru Israel ke Suriah tidak sama dengan agresi-agresi sebelumnya, kendati Israel memang sudah terbiasa melancarkan serangan ke Suriah.

Para pakar meyakini, Presiden AS Joe Biden mengunjungi Kawasan dan Riyadh untuk membentuk pakta Timteng Baru. Namun Hizbullah menghalangi terwujudnya proyek tersebut. Poros Quds, yang terbentang dari Iran hingga Yaman, Irak, Suriah, Lebanon, dan Gaza, telah merintangi terwujudnya proyek Timteng Baru yang dirancang Rezim Zionis.

Menurut para pakar, agresi terbaru ini juga merupakan pesan untuk Lebanon, karena Lebanon dan selatan Lebanon adalah poros yang paling berpengaruh dan mengancam eksistensi Rezim Zionis.

Semua ini mengonfirmasi bahwa agresi terbaru Israel bukan hanya respons kepada Suriah, tapi juga untuk sebuah aliansi anti-Zionis. Termasuk sebagai respons atas serangan udara Rusia ke pangkalan AS di al-Tanaf di Suriah, yang bisa disebut sebagai ruang komando untuk mendukung Israel, ISIS, dan kelompok teroris di selatan.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *