Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Iran Janji ‘Balas Proporsional’ Sanksi Inggris dan Uni Eropa

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Iran berjanji untuk membalas tindakan berulang Uni Eropa dan Inggris baru-baru ini untuk menjatuhkan sanksi terhadap Iran atas apa yang disebut Brussels dan London sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

“Kebijakan konfrontatif dan sanksi akan ditanggapi dengan tanggapan proporsional Iran,” Menteri Luar Negeri, Hossein Amir-Abdollahian mengatakan kepada timpalannya dari Belgia, Hadja Lahbib selama percakapan telepon pada Senin.

Sebelumnya pada hari itu, Uni Eropa mengumumkan bahwa mereka memberlakukan tindakan pembatasan pada delapan individu tambahan dan satu entitas, termasuk anggota Kehakiman, anggota parlemen Iran, ulama, dan pejabat senior Penyiaran Republik Islam Iran (IRIB).

Juga pada Senin, Inggris memberlakukan sanksi terhadap lebih banyak pejabat senior Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, termasuk mereka yang dituduh bertanggung jawab untuk mengelola investasi keuangan pasukan elite.

Baik Brussel maupun London telah menuduh bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah pemaksaan atas perlakuan Republik Islam terhadap kerusuhan yang didukung asing setelah kematian seorang wanita muda Iran dalam tahanan polisi tahun lalu.

Kerusuhan meletus pada September setelah kematian tragis wanita bernama Mahsa Amini. Dia pingsan di kantor polisi di Teheran dan dinyatakan meninggal tiga hari kemudian di rumah sakit. Sebuah laporan resmi oleh Organisasi Kedokteran Hukum Iran telah menyimpulkan bahwa kematian Amini disebabkan oleh penyakit dan bukan dugaan pukulan di kepala atau organ tubuh vital lainnya.

Setelah kematiannya, perusuh mengamuk, secara brutal menyerang petugas keamanan dan menyebabkan kerusakan besar pada properti publik. Puluhan orang dan aparat keamanan tewas dalam kerusuhan tersebut.

Amir-Abdollahian mengutuk sanksi Uni Eropa dan Inggris baru-baru ini, mengatakan, “Beberapa pihak Eropa menuduh orang lain mencari jalan lain untuk kekerasan, sementara mereka sendiri memiliki sejarah kelam tentang perilaku ganda mengenai masalah hak asasi manusia dan [sejarah] pelanggaran sistematis hak-hak ini.”

Dia mengutip perlakuan polisi Prancis terhadap protes baru-baru ini terhadap rencana Paris untuk menaikkan usia pensiun sebagai contoh kasus.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *