Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

China Desak AS Ungkap Informasi Puluhan Lab Biologi Militer yang Dijalankan Washington di Ukraina

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, China mendesak Amerika Serikat untuk mengungkapkan lebih banyak informasi tentang laboratorium biologi yang dijalankannya di Ukraina dan menjamin bahwa laboratorium tersebut aman.

Jubir Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian membuat pernyataan tersebut pada jumpa pers reguler di Beijing pada Selasa setelah Rusia menuntut transparansi dari Amerika Serikat atas program biologi militer yang diterapkan di Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu mengatakan ada bukti program biologi militer yang dibiayai AS di Ukraina.

Jubir China mengutip data publik yang dirilis oleh Amerika Serikat dan mengatakan bahwa militer AS memiliki kendali mutlak atas 26 laboratorium biologi yang dimiliki Washington di Ukraina.

Zhao mengatakan bahwa China menyerukan kepada semua pihak, terutama Amerika Serikat, untuk memastikan keamanan laboratorium-laboratorium ini dan merilis rincian tetang virus yang disimpan dan penelitian yang dilakukan di laboratorium tersebut, menurut China Global Television Network (CGTN) yang merupakan divisi internasional dari kanal media Pemerintah Tiongkok, China Central Television.

Departemen Pertahanan AS telah mengoperasikan 336 laboratorium biologi di 30 negara di seluruh dunia, menurut CGTN. Fort Detrick adalah pusat kegiatan bio-militer AS di mana Institut Penelitian Penyakit Menular Angkatan Darat Amerika Serikat berada.

Pejabat China itu mengatakan bahwa Washington telah gagal untuk menganggap serius keprihatinan masyarakat internasional tentang laboratorium biologi ini dan berusaha mengecamnya sebagai disinformasi.

“Bagian-bagian yang melibatkan China dari RUU Amerika Serikat yang relevan secara serius memutarbalikkan fakta, mengarang informasi palsu, menggembar-gemborkan apa yang disebut kekeliruan ‘kebocoran laboratorium’ tanpa bukti apa pun, dan memfitnah serta menyerang China. Pihak China sangat tidak puas dengan itu dan dengan tegas menentangnya,” kata Zhao.

“Tiongkok telah konsisten dalam posisinya dalam pelacakan asal-usul virus COVID-19. Kami selalu mendukung dan berpartisipasi dalam penelusuran asal-usul berbasis sains global sambil dengan tegas menentang segala bentuk manipulasi politik atas masalah ini. Alasan sebenarnya dari batu sandungan bagi penelusuran asal-usul berbasis sains global adalah manipulasi politik oleh Amerika Serikat. AS tidak mengambil tindakan yang bertanggung jawab atas pelacakan asal-usul. (AS) tidak pernah mengundang kelompok ahli WHO untuk kerja sama pelacakan asal di Amerika Serikat, dan tidak pernah memberikan data apa pun tentang kasus awal COVID-19. (AS) telah menutup mata dan telinga terhadap keprihatinan komunitas internasional tentang laboratorium biologinya di Fort Detrick dan di Universitas Carolina Utara (UNC) Amerika Serikat dan di pangkalan militernya di seluruh dunia,” lanjutnya.

Pemerintah China menuduh Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden mempolitisasi pelacakan asal-usul COVID-19 dan mencoba mencoreng China dengan klaim yang tidak terbukti, dan telah menolak seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penyelidikan baru tentang asal-usul virus Corona.

“Sebaliknya, Amerika Serikat telah menuding dan membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab tentang pekerjaan pelacakan asal-usul WHO, membuat penindasan politik terhadap para ilmuwan dengan hati nurani dan menyerang serta memfitnah negara-negara lain dengan kebohongan yang tidak masuk akal secara ilmiah. Mempolitisasi pelacakan asal-usul hanya akan menghambat kerja sama pelacakan asal-usul berbasis sains global, mengganggu solidaritas global melawan virus, dan merusak mekanisme tata kelola kesehatan global, yang pasti akan menghadapi tentangan universal dari komunitas internasional. Kami sekali lagi mendesak pihak AS untuk segera menghentikan manipulasi politik pelacakan asal-usul, berhenti mempolitisasi, menginstrumentasi dan mempersenjatai masalah ini, menanggapi keprihatinan sah masyarakat internasional sesegera mungkin, berinisiatif untuk berbagi data kasus awal dugaan COVID-19 dengan WHO, mengungkapkan informasi tentang laboratorium biologis di Fort Detrick, di UNC, dan di seluruh dunia, dan memberikan penjelasan kepada orang-orang di dunia penyelesaian masalah tersebut,” tegasnya.

Teori konspirasi bahwa penularan telah bocor dari laboratorium China awalnya digaungkan oleh, antara lain, Pemerintahan mantan Presiden AS, Donald Trump sebagai bagian dari kebijakan anti-Chinanya.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *