Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Iran Setujui Pengiriman Sistem Rudal untuk Perkuat Pertahanan Udara Suriah

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, pejabat militer Iran dan Suriah dilaporkan telah menyetujui pengiriman sistem rudal ke Damaskus untuk meningkatkan pertahanan udara negara Arab itu di tengah meningkatnya serangan udara Israel.

Dalam sebuah laporan pada Kamis malam, IRIB News mengatakan bahwa Iran dan Suriah telah mencapai kesepakatan untuk pengiriman peralatan yang berkaitan dengan pertahanan udara dan peperangan elektronik.

Detail pasti dari kesepakatan itu belum diungkap. Kesepakatan itu dicapai selama kunjungan pejabat tinggi militer Suriah baru-baru ini ke Iran, termasuk Menteri Pertahanan, Letnan Jenderal Ali Mahmoud Abbas.

Setelah bertahun-tahun berperang melawan terorisme, “Suriah perlu merekonstruksi jaringan pertahanan udaranya dan juga membutuhkan bom presisi untuk jet tempurnya,” kata laporan itu. “Sangat mungkin kita akan menyaksikan pasokan radar dan rudal pertahanan Iran, seperti sistem rudal Khordad 15, untuk memperkuat pertahanan udara Suriah.”

Diluncurkan pada Juni 2019, sistem rudal buatan dalam negeri Iran tersebut mampu mendeteksi jet tempur dan drone tempur dari jarak 150 kilometer dan melacaknya dalam jarak 120 kilometer. Sistem ini juga dapat mendeteksi target siluman pada jarak 85 kilometer dan menyerang serta menghancurkannya dalam jarak 45 kilometer.

Menggunakan rudal Sayyad, sistem ini mampu mendeteksi, mencegat, dan menembak jatuh enam target secara bersamaan dan dapat bersiap untuk menghadapi target musuh dalam waktu kurang dari lima menit.

Berbicara dalam pertemuan pada Rabu dengan delegasi Suriah yang dipimpin oleh Komandan Pertahanan Udara, Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Mohammad Reza Gharaei Ashtiani mengatakan bahwa Teheran menggunakan “semua kapasitas” untuk membangun keamanan di Suriah.

“Republik Islam Iran selalu menggunakan semua kapasitasnya untuk sepenuhnya membangun keamanan dan menggagalkan plot negara-negara lintas kawasan dan akan terus melakukannya; oleh karena itu, kami menganggap penguatan kerja sama militer dan pertahanan diperlukan…”

Rezim Israel sering meluncurkan serangan udara di Suriah, kebanyakan menggunakan wilayah udara Lebanon atau dataran tinggi Golan yang diduduki. Israel seringkali diam tentang serangannya di wilayah Suriah, yang banyak dilihat sebagai reaksi spontan terhadap keberhasilan Pemerintah Suriah dalam menghadapi terorisme.

Serangan Israel biasanya menargetkan posisi militer, terutama Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon, yang telah memainkan peran kunci dalam membantu tentara Suriah melawan teroris yang didukung asing.

Rezim Tel Aviv telah menjadi pendukung utama kelompok teroris yang memerangi Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad sejak militansi dukungan asing meletus di Suriah pada awal 2011.

Serangan udara Israel terbaru datang pada Minggu lalu, merenggut nyawa lima orang dan melukai 15 lainnya. Menurut tentara Suriah, serangan Israel diluncurkan dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki dan menargetkan beberapa lokasi militer di Damaskus, termasuk lingkungan perumahan Kafar Sousah.

Pernyataan itu mengatakan bahwa unit pertahanan udara Suriah mencegat sebagian besar rudal sebelum mencapai sasaran.

Menyusul serangan itu, Suriah mendesak PBB mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah serangan Israel dan meminta pertanggungjawaban atas kejahatannya tersebut.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *