Loading

Ketik untuk mencari

Iran

IRGC: Penarikan Memalukan Pasukan AS dari Afghanistan Harga Pertama yang Harus Dibayar atas Pembunuhan Jenderal Soleimani

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan bahwa penarikan memalukan pasukannya dari Kawasan adalah harga pertama yang harus dibayar AS atas pembunuhannya terhadap Letnan Jenderal Qassem Soleimani.

Jubir IRGC, Ramezan Sharif mengatakan pada Minggu 2 Januari bahwa Amerika Serikat harus meninggalkan negara-negara regional lainnya menyusul penarikan militernya yang memalukan dari Afghanistan.

“Pembalasan pertama yang harus dibayar Amerika atas pembunuhan Martir Soleimani adalah meninggalkan kawasan dengan kehinaan,” katanya dari kota barat laut Urmia, Minggu.

“Sama seperti Amerika meninggalkan Afghanistan dengan kehinaan, mereka harus meninggalkan negara-negara regional lainnya,” tambahnya.

Jubir IRGC juga mengatakan bahwa meskipun memiliki lebih sedikit personel dan peralatan, Jenderal Soleimani berhasil mengalahkan teroris, yang bersenjata lengkap di Suriah dan Irak.

“Jauh sebelum kekalahan total ISIS dan sekutu AS di Kawasan, Haji Qassem telah berjanji untuk mengalahkan mereka. Ini dicapai berkat komando dan pengetahuannya tentang front musuh dan kekuatan Poros Perlawanan.”

Mengingat pernyataan baru-baru ini oleh mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani yang mengatakan bahwa Amerika telah mengkhianatinya. Sharif mendesak para pemimpin Arab di Kawasan untuk tidak bergantung pada AS untuk menghindari nasib serupa.

Di Teheran, Kepala Pasukan Quds IRGC Jenderal Ismail Qa’ani mengatakan bahwa Jenderal Soleimani mendamaikan medan perang dan diplomasi.

Berbicara pada upacara di Institut Studi Politik dan Internasional Kementerian Luar Negeri, dia mengatakan bahwa salah satu inisiatif Jenderal Soleimani adalah membangun interaksi dan sinergi antara korps diplomatik dan militer untuk menghadapi musuh dengan lebih baik.

“Syahid Soleimani membangun hubungan yang sangat baik antara medan perang dan diplomasi dan merupakan salah satu pelopor dan pendukung logika ini,” kata Qa’ani, menambahkan bahwa ide Jenderal Soleimani telah diadopsi oleh negara lain.

Kepala Pasukan Quds juga menggambarkan Teheran sebagai “puncak Poros Perlawanan, Revolusi Islam dan konvergensi di antara berbagai sektor dalam Islam”.

“Ini adalah pusat kedekatan dan orang-orang seperti Syahid Soleimani berada di garis depan dalam menciptakan persatuan dan konvergensi,” tambahnya.

Jenderal Soleimani dibunuh bersama rekan karibnya dari Irak, Wakil Kepala Unit Mobilisasi Populer, Abu Mahdi al-Muhandis, dalam serangan pesawat tak berawak AS yang diperintahkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.

Kedua Komandan tersebut sangat populer karena peran kunci yang mereka mainkan dalam melenyapkan kelompok teroris ISIS di Kawasan, khususnya di Irak dan Suriah.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *