Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Israel Akui Telah Kehilangan Satu-satunya Peluang untuk ‘Melenyapkan’ Sekjen Hizbullah

Sayyid Nasrallah Tegaskan Israel Tetap Bakal Kalah Meski Serang Rafah

POROS PERLAWANAN– Israel selama bertahun-tahun menghimpun informasi untuk menemukan tempat tinggal Sayyid Hasan Nasrallah. Namun Rezim Zionis mengakui pihaknya telah kehilangan satu-satunya kesempatan untuk meneror Sekjen Hizbullah itu.

“Dengan adanya upaya intelijen kontinu guna melenyapkan Nasrallah, tak ada satu pun informasi (untuk menerornya).”

Dilansir al-Alam, ini adalah bagian dari laporan situs Ynet pada hari Minggu 10 Maret berdasarkan statemen Otoritas Israel terkait.

Menurut Rai al-Youm, mesin propaganda Israel terus menerus menyatakan Sayyid Nasrallah sebagai “orang paling berbahaya” untuk eksistensi Rezim Zionis. Ia dinilai sebagai orang yang berusaha meningkatkan eskalasi dan konfrontasi total dengan Tel Aviv.

Jenderal Cadangan di Divisi Intelijen Militer (Aman) Ronen Cohen membenarkan kegagalan Israel dalam meneror Sekjen Hizbullah. Ia mengeklaim, satu-satunya peluang yang muncul di masa lalu untuk meneror Sayyid Nasrallah adalah saat konferensi persnya di tahun 2006 usai ditawannya serdadu Israel dan sesaat sebelum Perang 33 Hari meletus.

Ia menjelaskan, setelah Hizbullah menawan 2 serdadu Israel, kekacauan dan kepanikan menyelimuti Kabinet, Militer, dan Badan Intelijen Rezim Zionis. Menurut Cohen, para pimpinan Israel tidak menyinggung upaya balas dendam dan teror terhadap Sayyid Nasrallah, tapi hanya bicara soal penyanderaan tersebut. Dengan demikian, kata Cohen, Israel kehilangan kesempatan untuk “melenyapkan pemimpin organisasi teroris paling berbahaya.” Operasi teror di masa itu tidak masuk dalam agenda Israel dan “secara aneh” diputuskan bahwa upaya pembunuhan Sekjen Hizbullah dilakukan melalui perang saja.

Cohen menjustifikasi gagalnya Badan Intelijen Israel dalam menghimpun informasi akurat untuk meneror Sayyid Nasrallah, dengan mengatakan bahwa prioritas Tel Aviv saat itu adalah mencegah perang terjadi di front utara dan menetapkan kondisi penempatan pasukan di perbatasan dengan Lebanon setelah Israel angkat kaki di tahun 2000.

“Sejak Nasrallah bersembunyi di bawah tanah, Israel telah menghabiskan banyak biaya dan upaya untuk menemukan informasi tempat keberadaannya. Namun hingga sekarang, Israel gagal menemukan tempat keberadaan Sekjen Hizbullah,” lapor Ynet.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *