Loading

Ketik untuk mencari

Analisa Palestina

Israel Ancam Banjiri Terowongan Gaza dengan Air Laut, Ide Realistis atau Fantasi?

Israel akan Banjiri Terowongan Gaza dengan Air Laut, Ide Realistis atau Fantasi?

POROS PERLAWANAN– Sudah beberapa hari ini media-media Israel membicarakan gagasan untuk mengatasi terowongan-terowongan Hamas di Gaza. Pada hari Senin lalu, Wall Street Journal memberitakan bahwa Israel menyiapkan sebuah sistem pompa besar modern untuk menyalurkan air laut ke dalam terowongan Hamas. Tujuannya adalah menghancurkan terowongan dan memaksa para pimpinan Hamas keluar darinya.

Dilansir Fars, harian Inggris, Times pada hari Rabu kemarin juga mengulang kabar ini. Times menulis bahwa para ahli telah tiba di Gaza untuk mengawasi penyaluran air laut dengan pompa ke dalam terowongan Gaza. Namun Israel sendiri bimbang untuk menggunakan cara ini.

Ide ini didukung dan juga ditentang. Tentu ada ide-ide lain untuk mengatasi terowongan Gaza. Ide-ide seperti melemparkan bom penghancur bungker, melepaskan gas syaraf di terowongan, dan menggunakan anjing pelacak, telah digulirkan, dicoba, dan semuanya gagal.

Sebenarnya problem Israel bukan pada “solusi”, tapi pada “esensi masalah.” Israel harus terlebih dahulu menemukan terowongan Hamas, baru setelah itu mencari cara untuk mengatasinya. Problem ini adalah kendala paling utama Israel dalam perang sekarang. Pada 2 malam lalu, setelah bombardir histeris Israel selama 60 hari, al-Qassam juga menembakkan rudal-rudal ke arah Tanah Pendudukan berbarengan dengan pengeboman yang dilakukan Israel.

Sebab itu, selama Israel belum tahu letak terowongan ini, sebaiknya ia tidak mencari solusi. Pertama-tama Israel harus mengakui kelemahan intelijennya dan menyatakan bahwa Mossad dan Shin Bet masih belum mampu menemukan cara mengatasi masalah, kendati sudah dibantu Biro Intelijen AS, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia.

Dari sisi lain, hal yang seharusnya lebih dipahami orang-orang Israel daripada selain mereka adalah:

Pertama, yang mereka hadapi bukan sekadar jaringan, tapi kota terowongan; kota yang mereka tahu ada, tapi tidak tahu letaknya.

Kedua, bukankah AS sudah pernah gagal mengatasi terowongan-terowongan di Vietnam? Bukankah AS sudah menggunakan gas syaraf, bahkan mengalirkan air sungai Saigon untuk mengatasi terowongan Chu Chi? Apakah itu efektif?

Ketiga, apakah Hamas di era teknologi ini lebih terbelakang dari Vietkong yang hidup 50 tahun silam, sehingga mereka membangun kota terowongan tanpa memikirkan jalan keluar masuknya air, udara, gas, dan anasir musuh? Apakah Hamas tahun 2023 lebih tidak mampu memenuhi kebutuhan energinya daripada Vietkong 5 dekade silam, yang memecahkan masalah energi kota terowongan mereka dengan sepeda?

Keempat, apakah Israel tidak tahu bahwa Hamas membangun kota terowongan ini secara mandiri dari Gaza?

Lalu siapa pencetus ide membanjiri terowongan Hamas dengan air laut? Times melaporkan bahwa setelah kejadian 7 Oktober, mantan anggota Angkatan Laut AS dan pendiri Black Water, Erick Prince pergi ke Israel. Ia mengusulkan agar Tel Aviv membeli sistem tambang modern miliknya untuk menyalurkan air laut ke terowongan Hamas.

Harian Maariv menyatakan, AS memberi peringatan kepada Israel terkait hal ini. Di antaranya adalah soal keterlibatan Prince, juga sinyal-sinyal pesimistis soal efektivitas ide ini. Juga tentang bencana yang akan menimpa air kawasan Gaza dan air bawah tanahnya jika ide ini dilaksanakan.

Tentu kendala semacam ini tidak berarti apa-apa bagi Israel. Sebab setelah dalam 2 bulan ini mereka membantai 16 ribu orang, yang 70 persennya adalah wanita dan anak, jelas Israel tidak akan peduli soal dampak membanjiri terowongan dengan air. Pada hakikatnya, Tel Aviv menghadapi masalah yang lebih fundamental.

Pertama, jika diasumsikan bahwa ide ini sukses dieksekusi, apa yang akan dilakukan Tel Aviv dengan 138 tawanan Israel, yang dikatakan Hamas bahwa mereka ditempatkan dalam terowongan? Apakah Netanyahu bisa menghadapi pertanyaan para keluarga dan opini umum Israel? Jelas tidak.

Kedua, seperti yang disebutkan di atas, apakah ide ini bisa dijalankan? Memangnya jika Israel menemukan satu celah dari terowongan ini dan mengalirkan air ke dalamnya, kota terowongan ini akan tenggelam? Israel bisa saja merusak sebagian dari kota terowongan ini, tapi tidak bisa menghancurkannya. Israel tidak bisa menyangka bahwa dengan memasukkan air dari satu sisi, air akan menenggelamkan seluruh kota.

Ketiga, karena hasil dari ide ini tidak memiliki jaminan apa pun atau persentasi keberhasilan tinggi, Israel tidak bisa menjalankannya.

Pada akhirnya, sebagaimana Saudi dengan bantuan AS, Inggris, Prancis, Jerman, dan Israel sendiri tidak bisa menghancurkan kekuatan militer Houthi di Yaman, dan justru Houthi saat ini dengan leluasa menembakkan rudal ke Israel, maka harus dikatakan bahwa Israel juga tidak akan bisa menghancurkan Hamas dan kekuatan militernya, seperti yang dikoar-koarkan Tel Aviv selama 2 bulan terakhir. Perang sudah berjalan selama 2 bulan dan Israel tidak mendapatkan capaian militer apa pun untuk bisa dipamerkan kepada publiknya.

Tentu jika pengeboman tempat tinggal dan rumah sakit bisa dianggap sebagai capaian militer, berarti Israel “sudah menang” dalam perang ini, sehingga tidak perlu mencari-cari terowongan dan air laut lagi.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *