Loading

Ketik untuk mencari

Oseania & Asia Palestina

Israel Ekspor Senjata ke Myanmar untuk Bantai Muslimin

Israel Ekspor Senjata ke Myanmar untuk Bantai Muslimin

POROS PERLAWANAN – Rezim Zionis adalah salah satu eksportir utama senjata ke berbagai rezim diktator di seluruh dunia; rezim-rezim yang secara terang-terangan melanggar HAM karena membunuhi rakyat mereka.

Diberitakan Fars, situs Arab48 mengutip dari Haaretz bahwa rezim penguasa di Myanmar adalah salah satu pembeli utama senjata-senjata Israel. Tel Aviv tidak bimbang sedikit pun saat menjual persenjataan ke Myanmar pada 2017 silam.

Harian Ibrani ini melaporkan, ekspor senjata ke Myanmar dilakukan di saat lembaga-lembaga HAM telah memperingatkan bahwa Rezim Myanmar akan melakukan pembantaian, yang kemudian terbukti benar.

Menurut Haaretz, seorang pengacara di tahun-tahun itu pernah mengajukan permintaan ke Pengadilan Tinggi Israel untuk menghentikan ekspor senjata ke Myanmar. Namun semua tindakan ini tidak bisa mencegah Kepala Staf Umum Tentara Myanmar mengunjungi Tanah Pendudukan dan melihat-lihat berbagai senjata yang digunakan untuk membantai rakyat.

Sebelum ini, situs TRT Arabic dalam laporannya menyatakan, Kemenlu Rezim Zionis dan media-media Israel di tahun-tahun itu berusaha menyangkal segala bentuk hubungan antara Tel Aviv dan Myanmar. Namun Dubes Myanmar saat itu kelepasan bicara saat diwawancarai Radio Tentara Israel pada November 2017. Dubes Myanmar berkata bahwa ”negaranya memiliki hubungan keamanan dengan Israel dan membeli senjata untuk tentaranya”.

Setelah berita ini menyebar, Dubes Myanmar segera “meralat” ucapannya dan mengklaim bahwa pernyataannya itu keliru. Menurut laporan TRT, belakangan diketahui bahwa Kemenlu Israel telah memanggil Dubes Myanmar dan memberi teguran kepadanya.

Tentara Myanmar pada 2017 memulai operasi militer besar-besaran untuk membunuh, menyiksa, dan membakar rumah serta sawah-sawah Muslimin di Negara Bagian Rakhine.

Sejumlah laporan menyebutkan, hampir satu juta Muslim Rohingya terpaksa melarikan diri ke Bangladesh dan hidup dalam kondisi mengenaskan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *