Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

China Olok-olok Klaim ‘NATO Bersifat Defensif’ sebagai ‘Guyonan Abad Ini’

China Olok-olok Klaim ‘NATO Bersifat Defensif' sebagai 'Guyonan Abad Ini'

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Jubir Kemenlu China, Zhao Lijian mencibir dan mengolok-olok klaim para petinggi NATO, yang mengklaim bahwa aliansi militer ini bersifat defensif.

Lijian di akun Twitter-nya mengunggah sebuah gambar grafis dan menulis, ”NATO adalah pakta defensif? Ini adalah Guyonan Abad Ini”.

Dalam gambar grafis tersebut, Lijian mengungkit serangan NATO ke Yugoslavia, Irak, Libya, dan Afghanistan. Secara sarkastis, ia menyebut pembombardiran berbagai negara oleh anggota-anggota NATO sebagai “simbol defensif” pakta ini.

NATO merilis Konsep Strategis dalam KTT di Madrid pada Kamis 30 Juni lalu. NATO mengklaim, ambisi dan kebijakan-kebijakan China adalah tantangan bagi kepentingan, keamanan, dan nilai-nilai NATO. Aliansi militer ini juga menyatakan, hubungan China dan Rusia yang kian akrab bertentangan dengan kepentingan Barat.

Aliansi negara-negara Barat itu akan memperkuat pertahanannya terhadap ancaman agresi Rusia, memperingatkan sejumlah tantangan global yang ditunjukkan China, serta mengundang negara netral, Filandia dan Swedia, untuk bergabung dengan pakta militer itu.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyebut KTT itu sebagai momen bersejarah.

“Terakhir kali NATO menyusun pernyataan misi baru adalah 12 tahun lalu,” kata Biden, mengacu pada dokumen yang juga dikenal sebagai Konsep Strategis aliansi tersebut.

“Saat itu, Rusia digambarkan sebagai mitra dan China tidak disebut (dalam Konsep Strategis). Dunia sudah berubah banyak sejak itu, dan NATO juga berubah. Pada KTT ini kami mengarahkan aliansi kami untuk menghadapi ancaman langsung dari Rusia terhadap Eropa, dan tantangan sistematis dari China terhadap tatanan dunia. Dan kami telah mengundang dua anggota baru (Swedia dan Finlandia) untuk bergabung dengan NATO,” tambah Biden.

Presiden Rusia, Vladimir Putin sendiri menanggapi santai perluasan NATO tersebut. Ia mengatakan, silakan saja Swedia dan Finlandia menjadi anggota NATO, sebab Rusia tidak punya masalah dengan mereka seperti dengan Ukraina.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *