Loading

Ketik untuk mencari

Palestina Yaman

Jenderal AS: Ansharullah Anggota Tangguh Poros Perlawanan Iran

Jenderal AS: Ansharullah Anggota Tangguh Poros Perlawanan Iran

POROS PERLAWANAN– “Mereka (Ansharullah) dipandang sebagai kelompok yang (berani) menghadapi AS dan kekuatan-kekuatan Barat lainnya.”

Diberitakan Fars, kalimat di atas adalah deskripsi yang diberikan mantan Komandan CENTCOM Joseph Votel kepada Angkatan Bersenjata Yaman. Sanjungan tersirat ini diungkapkan Votel dalam wawancara dengan harian Saudi cetakan London, al-Shargh al-Awsath.

Dalam wawancara tersebut, Votel menyampaikan penilaiannya atas perang di Laut Merah dengan mengatakan,”Serangan AS dan Inggris terhadap Houthi belum sampai ke level yang meyakinkan mereka (Yaman) bahwa kerugian mereka lebih besar dari keuntungan yang didapat… Sebab itu, saya pikir selama kita belum meyakinkan mereka bahwa konsekuensi operasi (Ansharullah di Laut Merah) ini lebih banyak dari manfaatnya, mereka tetap akan melanjutkan operasi.”

Statemen Votel ini adalah pengakuan tidak langsung bahwa AS tidak memiliki prevensi di hadapan Yaman.

“Operasi (Yaman) di Laut Merah berdampak atas transportasi global melalui kawasan itu. Saya rasa Yaman telah menghentikan 80 hingga 90 persen perdagangan dunia di rute ini.”

“Mereka dipandang sebagai kelompok yang melawan AS dan kekuatan-kekuatan Barat lainnya. Mereka dianggap sebagai anggota Poros Perlawanan Iran yang sangat tangguh.”

Dalam wawancara itu, Votel mengakui bahwa 90 persen warga Gaza telah diusir serta Tel Aviv dan Washington terlibat friksi.

“Perseteruan Pemerintah AS dan Israel berkisar pada fakta bahwa operasi militer (Israel) tidak mempertimbangkan situasi kemanusiaan di Gaza…Saya sepakat bahwa penerjunan paket-paket bantuan makanan sama sekali tidak memadai,” kata Votel.

Sehubungan dengan konfrontasi di perbatasan Lebanon-Tanah Pendudukan, Jenderal AS ini mengatakan,”Baik Hizbullah atau Pemerintah Israel tidak berniat terlibat konfrontasi di sepanjang perbatasan utara (Tanah Pendudukan). Konfrontasi ini tidak menguntungkan pihak mana pun. Saya pikir, situasi terbaik bagi kawasan itu adalah kembali ke situasi sebelum 7 Oktober.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *