Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi

Jurnalis Tunisia: Penguasa Riyadh di Saudi Lebih Ditakuti daripada Tuhan!

Jurnalis Tunisia: Penguasa Riyadh di Saudi Lebih Ditakuti daripada Tuhan!

POROS PERLAWANAN – Seorang dokter Tunisia, Mahdiyeh Marzouqi (51 tahun), belum lama ini divonis dengan hukuman penjara 15 tahun, hanya karena memencet ikon like di cuitan yang mendukung Hizbullah Lebanon. Tindakan pengadilan Saudi ini masih terus menuai berbagai kecaman.

Dilansir al-Alam, jurnalis dan presenter Tunisia yang bermukim di London, Saleh al-Azraq, juga turut mengkritik pedas keputusan tersebut.

Dalam program stasiun televisi Inggris, al-Hiwar, presenter ini berkata kepada para pejabat Saudi, ”Bagaimana mungkin dokter yang telah menghabiskan usianya selama 15 tahun untuk mengabdi kepada kalian, dijatuhi hukuman 15 tahun penjara hanya karena memilih like sebuah postingan tentang Hizbullah?”

“Jika saya diberi segunung emas sekalipun, saya tidak akan pergi ke Saudi!” imbuh al-Azraq.

Dalam acara yang dipandu al-Azraq, ia berdebat dengan seorang Saudi yang membela vonis atas Mahdiyeh dan sistem hukum di Saudi. Al-Azraq berkata kepadanya, ”Anda tidak mampu mengecam kezaliman dan kebatilan, karena Anda lebih takut kepada penguasa Saudi daripada Tuhan!”

Mahdiyeh ditahan di Saudi sejak tahun 2020. Saudarinya, Layla Marzouqi mengatakan bahwa Mahdiyeh pada musim panas 2020 me-repost sebuah tweet tentang diadakannya unjuk rasa dukungan untuk Hizbullah di Tunisia. Hal inilah yang membuatnya ditangkap aparat Saudi.

El-Nashra melaporkan, di awal tahun 2022, Mahdiyeh divonis dengan hukuman penjara selama 3,5 tahun atas tuduhan merusak tatanan sosial, menghina Pemerintah Saudi, dan memuji Hizbullah. Kemudian pada Mei 2022, pengadilan banding meringankan hukumannya menjadi 1 tahun penjara.

Namun pada 25 September silam, Pengadilan Saudi membatalkan vonis sebelumnya dan memvonis Mahdiyeh dengan hukuman penjara selama 15 tahun berdasarkan UU Terorisme.

Badan Pembela HAM Tunisia dalam statemennya menyatakan, vonis atas Mahdiyeh semena-mena dan melanggar kebebasan hak berpendapat, juga merupakan kejahatan atas semua pria dan wanita Tunisia serta berlanjutnya kebijakan Rezim Saudi dalam membungkam mulut para pengkritiknya.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *