Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Justifikasi Absurd Ben-Gvir: Pembakaran Alquran ‘Penolakan terhadap Israel Radikal’, Pembakaran Taurat ‘Tindakan Antisemitisme’

Justifikasi Absurd Ben-Gvir: Pembakaran Alquran ‘Penolakan terhadap Israel Radikal’, Pembakaran Taurat ‘Tindakan Antisemitisme’

POROS PERLAWANAN-Menteri Keamanan Domestik Israel merilis pernyataan absurd dalam menjustifikasi pembakaran Alquran di Swedia, menyusul terungkapnya kaitan antara Mossad dengan pelaku pembakaran tersebut.

Dinukil Fars dari kantor berita Sama News, Itamar Ben-Gvir menjustikasi pembakaran Alquran di Swedia sebagai bentuk penindakan terhadap apa yang disebutnya sebagai “Islam Radikal”. Namun di lain pihak, ia menganggap pembakaran Taurat sebagai aksi antisemitisme.

Dalam pernyataannya, Ben-Gvir menyebut Swedia sebagai “negara penindak Islam Radikal.” Meski begitu, ia menambahkan,”Ketika saya tahu bahwa Polisi Swedia menyetujui pembakaran Taurat di depan Kedubes Israel sebagai bentuk kebebasan pendapat, saya syok. Mencederai hal-hal sakral Israel bukanlah kebebasan pendapat, tapi antisemitisme.”

Pada 28 Juni lalu, seorang ekstremis Swedia asal Irak, Salwan Momika (37 tahun) membakar Alquran di luar Masjid Besar Stockholm. Hal ini dilakukannya di bawah perlindungan Otoritas dan Polisi Swedia di hadapan sekitar 200 warga Muslim.

Menanggapi penghinaan ini, warga Irak berdemo di Kedubes Swedia di Baghdad. Mereka bahkan menerobos pagar dan memasuki pelataran Kedubes. Para pendemo juga mendesak agar Dubes Swedia diusir dari Irak.

Baru-baru ini, Kementerian Intelijen Iran mengumumkan adanya keterkaitan antara Momika dengan Mossad.

Menurut Kementerian Intelijen Iran, Momika lahir di Irak pada tahun 1986 dan direkrut oleh Dinas Rahasia Israel di tahun 2019 silam. Dia dikenal dengan reputasi buruk di kawasan tempat tinggalnya di Irak. Reputasi buruk inilah yang menjadikannya sebagai rekrutan ideal untuk Mossad.

Setelah direkrut Mossad, Momika memainkan peran dalam memata-matai gerakan Perlawanan Irak dan memuluskan proyek disintegrasi negara tersebut. Ia meminta tempat tinggal di Swedia sebagai imbalan atas pengkhianatannya kepada bangsa Irak dan Umat Islam.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *