Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Kenapa Faksi-faksi Perlawanan Belum Terlibat Perang Besar-besaran Hadapi Israel?

Kenapa Faksi-faksi Perlawanan Belum Terlibat Perang Besar-besaran Hadapi Israel?

POROS PERLAWANAN– Orang-orang yang selama beberapa tahun terakhir mengikuti perkembangan Palestina-Israel atau Hizbullah-Israel pasti mengetahui sebuah ide tentang “Kesatuan Front-front.”

Dilaporkan Fars, ide ini digulirkan para pimpinan Perlawanan Palestina dan Sayyid Hasan Nasrallah. Dalam Perang Pedang al-Quds, Hamas terlibat perang melawan Israel dalam rangka membela Quds dan Masjid Aqsa. Setelah itu, Sayyid Nasrallah memperingatkan bahwa mulai saat itu, seluruh Kawasan akan menanggapi hinaan Israel kepada Quds. Menurutnya, tidak mustahil bahwa hal ini akan berujung kepada “perang regional.”

Pada tahun lalu, ketika Jihad Islam terlibat perang melawan Rezim Zionis, menyusul teror terhadap salah satu petingginya, Taysir al-Jaabari, faksi Perlawanan ini kembali menyebut-nyebut Kesatuan Front-front.

Mungkin sebelum 7 Oktober, janji faksi-faksi Perlawanan ini lebih sering dikemukakan di level teori dan ancaman. Namun setelah dimulainya Badai al-Aqsa, Hizbullah di front utara Tanah Pendudukan terlibat dalam pertempuran. Lebih jauh ke timur, faksi-faksi Perlawanan Irak, dan lebih jauh ke selatan, Yaman juga mulai memerangi Rezim Zionis. Dengan demikian, janji Perlawanan ini telah diwujudkan.

Setelah pidato pertama Sayyid Nasrallah dalam perang ini, sebagian opini publik bertanya-tanya: kenapa Hizbullah tidak melakukan perang besar-besaran dan hanya cukup dengan level yang “begitu-begitu saja?”

Jawabannya adalah saat ini Hizbullah sudah terlibat dalam perang serius. Hizbullah telah mempersembahkan puluhan martir, dan di sisi lain juga mencabut nyawa puluhan Zionis. Faksi ini juga telah menghancurkan berbagai fasilitas keamanan, militer, dan intelijen Israel di perbatasan Lebanon.

Hal yang menentukan luas perang adalah situasi di front Gaza. Sayyid Nasrallah sudah menegaskan agar kita mengamati lapangan. Artinya adalah selama Hamas masih memegang kendali di medan tempur, perluasan medan perang tidak dibutuhkan.

Dengan kata lain, Perlawanan di Gaza hingga kini mampu mengatasi Militer Israel. Perhatikan bahwa tiap beberapa hari sekali, pimpinan Hamas selalu mengirim pesan terbuka. Malam lalu, Usamah Hamdan dalam jumpa pers di Beirut kembali mengulang pesan ini. Ia mengatakan, kondisi Perlawanan di Gaza baik-baik saja dan masih mengendalikan perang. Oleh karena itu, front-front Perlawanan lain, yang sudah siap, telah menerima pesan ini. Mereka terus mengikuti perkembangan di lapangan jam demi jam serta secara otomatis bertindak sesuai kondisi medan.

Dengan demikian, semua perkembangan mendatang, termasuk kemungkinan perluasan perang, bergantung pada kinerja Hamas dan Israel di lapangan. Jika kondisi medan menuntut, front-front Perlawanan akan meningkatkan tekanan secara otomatis dan bertahap sesuai teori Kesatuan Front-front. Di saat bersamaan, mereka juga berusaha menekan angka kerugian hingga titik minimum, sebab mereka juga tidak menghendaki perang.

Di lain pihak, ini juga bergantung kepada Israel apakah ia akan mengambil risiko dan mengubah perang ini menjadi perang regional atau tidak. Ini adalah sesuatu yang sangat dicemaskan AS. Washington terus berusaha meyakinkan Tel Aviv agar mengontrol radius perang. Sebab itu, kita melihat Israel menanggapi serangan front utara (Hizbullah) seminimal mungkin, dan tidak merespons front selatan (Yaman).

Semua orang tahu bahwa dalam perang ini, Netanyahu mengedepankan tujuan-tujuan pribadinya daripada tujuan-tujuan Israel. Dia bukannya tidak ingin AS terlibat langsung dalam perang. Namun pada akhirnya, perkembangan tiap jam di lapangan akan menentukan seberapa luas perang ini. Hingga sekarang, Israel, tanpa melihat propagandanya, telah gagal di level politik, militer, dan keamanan. Al-Qassam dan faksi-faksi lain di Gaza sukses mempecundangi Musuh Zionis serta memaksakan kekalahan kepadanya; kekalahan yang aspek dan skalanya akan jelas bagi orang-orang Israel setelah debu perang mengendap.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *