Loading

Ketik untuk mencari

Irak

Kerap Jadi Sasaran Roket Hingga Ganggu Ketenangan Warga Sekitar, Keberadaan Kedubes AS Digugat Warga Irak

Kerap Jadi Sasaran Roket Hingga Ganggu Ketenangan Warga Sekitar, Keberadaan Kedubes AS Digugat Warga Irak

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, para penduduk di sekitar kawasan Zona Hijau Baghdad, tempat Kedubes AS berada, menganggap keberadaan Kedubes itu mengganggu ketenangan mereka. Sebab itu, mereka akan mengajukan gugatan kepada Kedubes AS.

Para saksi mata di kompleks pemukiman Umm al-Idham di Zona Hijau mengabarkan, sejumlah penduduk di sana mengeluhkan keberadaan Kedubes AS dan berniat untuk mengadukannya.

Menurut kutipan kanal berita Afaq dari para saksi, penduduk sekitar Zona Hijau merasa terganggu akan keberadaan Kedubes AS di dekat permukiman mereka, sebab Kedubes itu kerap menjadi target serangan roket.

Mereka menyatakan, roket-roket itu kerap kali mengenai kompleks permukiman. Bahkan pernah menewaskan dan melukai sebagian warga di tempat tersebut.

Warga mengatakan, suara ledakan membuat anak-anak ketakutan, juga mengganggu kondisi kejiwaan mereka. Suara ledakan terdengar karena bangunan Kedubes AS sangat dekat dengan kawasan permukiman.

Penduduk Umm al-Idham menyatakan akan mengadukan Kedubes AS agar bangunannya dipindah ke tempat lain, sehingga tidak ada ancaman yang mengarah kepada warga sipil.

Berdasarkan luas geografi, Kedubes AS di Baghdad adalah Kedubes terbesar di dunia. Jumlah pegawai di tempat itu lebih dari 5 ribu orang.

Ulama Sunni Irak: Pengusiran Pasukan AS Tak Boleh Ditunda-tunda

Seorang ulama Sunni terkemuka Irak, Syekh Khalid al-Mulla, menegaskan perlunya pengusiran pasukan asing, terutama AS, dari negaranya.

“Pengusiran pasukan asing dari Irak harus dicantumkan dalam kesepakatan apapun (dengan AS),” cuit Syekh al-Mulla dalam akun Twitter-nya.

Ia menegaskan, tak boleh ada penundaan untuk mengusir pasukan asing dari Irak. Apalagi hal ini telah disahkan oleh Parlemen Irak.

“Tentara dan al-Hashd al-Shaabi sudah mampu untuk menjalankan tanggung jawab (perlindungan atas Irak) secara sepenuhnya,” lanjut Syekh al-Mulla.

Fadhil al-Fatlawi, anggota Koalisi al-Fath, menegaskan, komitmen terhadap keputusan Parlemen soal pengusiran tentara asing harus diprioritaskan dalam perundingan Irak-AS.

Parlemen Irak pada Januari lalu telah mengesahkan hukum proposal pengusiran tentara asing dari Irak, menyusul serangan udara AS yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *