Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi

Kewalahan Hadapi Serangan Drone dan Rudal Yaman, Saudi Panik Minta Bantuan AS-Eropa dan Sekutunya di Kawasan

Kewalahan Hadapi Serangan Drone dan Rudal Yaman, Saudi Panik Minta Bantuan AS-Eropa dan Sekutunya di Kawasan

POROS PERLAWANAN – Harian Wall Street Journal mengutip dari sejumlah pejabat AS dan Saudi, logistik Riyadh untuk menghadapi serangan drone dan rudal Yaman kian berkurang. Saudi dikabarkan mengajukan permintaan darurat kepada AS, Eropa, dan negara-negara Arab di Teluk Persia untuk dipersenjatai kembali.

Diberitakan Fars, pejabat AS dan Saudi menyatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, Saudi menjadi target serangan drone dan rudal Ansharullah hingga lebih dari 10 kali tiap pekannya.

Sumber-sumber WSJ mengklaim, Tentara Saudi berhasil menghadang sebagian besar serangan itu dengan sistem pertahanan Patriot. Meski demikian, isi gudang rudal-rudal Patriot mulai berkurang secara mengkhawatirkan.

WSJ melaporkan, Tentara AS menempatkan kembali sebagian besar persenjataannya di Saudi, setelah sebelum ini sempat mengeluarkannya dari Timteng demi menghadapi ancaman China.

Harian ini menulis, kondisi saat ini membuat khawatir Otoritas Saudi, karena tanpa adanya cadangan memadai rudal-rudal Patriot, serangan kontinyu Yaman bisa menimbulkan korban jiwa atau merusak infrastruktur minyak negara itu.

Permohonan Saudi untuk dipersenjatai merupakan ujian bagi komitmen AS terhadap Timteng, terutama Riyadh. Selama ini Pemerintahan Joe Biden berusaha mengubah hubungannya dengan Saudi lantaran sejumlah isu. Di antaranya adalah isu HAM, perang di Yaman, dan pembunuhan Jamal Khashoggi di Istanbul.

WSJ menyatakan, salah satu pertanda ketidakharmonisan hubungan Washington-Riyadh adalah pembatalan mendadak kunjungan Menhan AS, Llyod Austin pada September lalu. Belakangan Austin mengaku kepada wartawan bahwa Riyadh membatalkan kunjungan ini karena alasan penjadwalan. Austin bulan lalu juga melawat ke Kawasan, tapi tidak mengunjungi Saudi.

Seorang pejabat Saudi mengabarkan, serangan Yaman terhadap Kerajaan Saudi ini meningkat secara signifikan. Drone-drone Yaman menyerang Saudi hingga 29 kali di bulan November dan 25 kali di bulan Oktober. Pada bulan lalu, Saudi juga menjadi target 11 serangan rudal dan 10 serangan pada Oktober.

Menurut pejabat ini, jumlah serangan ini bertambah drastis dibanding Februari 2020, yaitu ketika Saudi “hanya” diserang 6 kali, dengan rincian 5 serangan rudal dan satu serangan drone.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *