Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Eropa

Kremlin: AS dengan Sejarah Panjangnya dalam Mengebom Warga Sipil Tak Berhak Ceramahi Rusia

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Rusia mengatakan bahwa Amerika Serikat dengan sejarah panjangnya mengebom warga sipil di seluruh dunia tidak memiliki hak untuk menceramahi Rusia.

“Amerika Serikat telah lama mengebom warga sipil dan menggunakan senjata nuklir di Jepang pada akhir Perang Dunia II –jadi, presiden AS tidak berhak menceramahi Rusia,” kata Jubir Kremlin Dmitry Peskov.

Putin mengumumkan “operasi militer khusus” pada 24 Februari yang bertujuan untuk “demiliterisasi” wilayah Donetsk dan Luhansk, yang sebagian besar dihuni oleh etnis Rusia, di Ukraina timur. Pada 2014, kedua wilayah –secara kolektif dikenal sebagai Donbass– mendeklarasikan diri sebagai Republik baru, menolak untuk mengakui Pemerintah Ukraina yang didukung Barat.

AS dan sekutu Eropanya telah melabeli serangan militer itu sebagai perampasan tanah bergaya kekaisaran Putin, mengatakan bahwa operasi tersebut sejauh ini telah dieksekusi dengan buruk karena Kremlin meremehkan perlawanan Ukraina dan tekad Barat untuk menghukum Rusia dengan gelombang sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam perkembangan lain pada Kamis 17 Maret, Rusia mengatakan bahwa memberikan sistem pertahanan udara pada Ukraina, seperti yang diminta oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya di Kongres Amerika Serikat sehari sebelumnya, akan mengacaukan situasi.

“Pengiriman seperti itu… akan menjadi faktor destabilisasi yang pasti tidak akan membawa perdamaian ke Ukraina,” kata Jubir Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova pada konferensi pers, menambahkan, “Dalam jangka panjang, mereka bisa memiliki konsekuensi yang jauh lebih berbahaya.”

Ukraina telah bertahun-tahun bercita-cita untuk bergabung dengan NATO —salah satu alasan Rusia meluncurkan operasi militer khusus terhadap tetangganya. Tiga minggu setelah perang, Zelensky mengatakan pada Selasa bahwa negaranya tidak akan bergabung dengan aliansi. Sejak 2019, bergabung dengan NATO telah diabadikan dalam konstitusi Ukraina.

AS dan sekutunya berusaha untuk mencegah NATO ditarik ke dalam konflik Ukraina, tetapi pada saat yang sama, mereka telah memasok Kiev dengan bantuan militer sejak awal perang.

Moskow mengatakan bahwa tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan kemampuan militer Ukraina dan menangkap nasionalis berbahaya di negara Eropa.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *