Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Krisis Ukraina dan Sinyal ‘Penuh Makna’ Washington untuk Kiev

Krisis Ukraina dan Sinyal 'Penuh Makna' Washington untuk Kiev

POROS PERLAWANAN – Dalam sejumlah analisis terkait senjata kiriman Barat ke Ukraina, selalu muncul peringatan akan potensi perang dan konflik berdarah. Sebagian juga mungkin melontarkan ancaman dan berkoar-koar bahwa Barat akan bersatu padu jika Rusia menyerang Ukraina.

Namun, apakah senjata-senjata ini memiliki pesan lain untuk orang-orang Ukraina? Atau apakah senjata-senjata ini dikirim untuk tujuan-tujuan selain adanya potensi perang Ukraina versus Rusia?

Dilansir al-Alam, para analis sepakat bahwa AS tidak menghendaki konfrontasi dengan Rusia, bahkan China, dan terlibat dalam perang langsung. Presiden AS, Joe Biden tidak melihat perlunya terjun ke kebuntuan militer, yang justru akan memperparah krisis dan problem domestik serta mengancam masa depan kepresidenannya.

Di lain pihak, orang-orang Republik akan menekan Pemerintahan Biden untuk berhadapan langsung dengan Moskow, agar mereka bisa mendapatkan keuntungan dari dampak-dampaknya, terlepas dari apa pun hasil konfrontasi itu.

Terkait orang-orang Eropa, bisa dikatakan bahwa mereka berada dalam kondisi tercerai-berai dan perselisihan. Mereka tidak mengambil keputusan seragam terkait krisis Ukraina. Sikap Jerman terhadap krisis dan perkembangan terbaru Ukraina kian memperjelas perbedaan sikap Eropa dalam hal ini.

Berlin menentang pengiriman senjata ke Ukraina, sehingga memicu kemarahan Kiev. Pihak Jerman memiliki kepentingan khusus terkait gas Rusia, yang rencananya akan dipasok dari Berlin ke seluruh Eropa melalui jalur pipa Nord Stream 2.

Jika AS tidak siap berkonfrontasi langsung dengan Rusia, sementara Eropa tidak memiliki strategi seragam untuk konfrontasi ini, lalu kenapa semua senjata ini dikirim ke Ukraina? Kenapa pengiriman senjata ini dibarengi dengan ancaman dan provokasi terhadap Rusia?

Bisa dikatakan bahwa AS hingga saat terakhir akan berusaha mencegah segala bentuk ketegangan yang akan berujung pada serangan Rusia ke Ukraina. Kemungkinan Gedung Putih akan menyetujui operasi militer terbatas di dalam wilayah Ukraina (di kawasan yang didiami warga Rusia). Pada akhirnya, semua pihak akan setuju untuk memikirkan solusi baru.

Namun jika Rusia melancarkan serangan besar ke Ukraina, AS dan Barat hanya akan merasa cukup dengan mengirim senjata-senjata baru, sehingga Ukraina akan sendirian dalam pertempuran ini. AS akan berkata kepada Ukraina, ”Kami telah membantu kalian semampu kami dengan memberikan bantuan alutsista. Tapi kalian tidak bisa melindungi negara kalian.”

Dengan ungkapan yang sederhana, AS berpendapat bahwa belum tiba saatnya untuk berperang melawan Rusia. Sebab itu, setidaknya dalam tahap ini, AS hanya akan berhadapan dengan Rusia dari gerbang Kiev.

Jika Ukraina marah karena Jerman menolak mengirim senjata, semestinya Kiev lebih marah dan khawatir karena telah dikirimi senjata oleh Barat. Sebab, pengiriman senjata ini menandakan bahwa “Kiev harus berjuang sendirian untuk menghadapi nasibnya.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *