Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Langkah Janggal UNICEF: Sanjung Tinggi Saudi yang Terbukti Dalangi Pembantaian Anak-anak Yaman

Langkah Janggal UNICEF: Sanjung Tinggi Saudi yang Terbukti Dalangi Pembantaian Anak-anak Yaman

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore pada Senin 5 Oktober malam mengirim surat kepada lembaga Pusat Bantuan dan Aksi Kemanusiaan Raja Salman. Dalam suratnya, Fore menyanjung langkah-langkah Pemerintah Saudi terkait anak-anak Yaman.

UNICEF menyebut peran Riyadh terhadap anak-anak Yaman sebagai “tindakan kemanusiaan”. Fore berharap bahwa pihak-pihak lain juga mengambil langkah serupa Saudi.

Situs al-Khabar al-Yamani dalam laporannya merinci apa yang sebenarnya “dihadiahkan” Saudi kepada anak-anak Yaman, sehingga ia layak “disanjung, diapresiasi, dan diteladani”.

Menurut situs ini, laporan-laporan menyebut bahwa hingga kini 8.000 anak Yaman telah tewas atau terluka akibat bombardir jet-jet tempur Saudi. Tiap 10 menit, seorang anak Yaman meninggal akibat blokade darat, laut, dan udara Saudi. Perang yang disulut Riyadh juga telah menghancurkan kehidupan keluarga-keluarga di Yaman.

Berdasarkan laporan UNICEF sendiri, 2 juta anak Yaman menderita malnutrisi yang diakibatkan perang. Dalam laporan tahun 2018, UNICEF mengumumkan bahwa lantaran kelangkaan pusat pengobatan dan alat-alat kedokteran, seorang ibu dan 6 bayi meninggal dunia tiap 1 jam di Yaman.

Pada Juni 2019, Sekjen PBB Antonio Guterres di hadapan Dewan Keamanan mengatakan, sebanyak 729 anak tewas dan terluka akibat serangan Koalisi Saudi pada tahun 2018. Ia mengakui, separuh dari korban jiwa warga sipil lantaran serangan Saudi adalah anak-anak.

Puluhan ribu anak Yaman juga menjadi yatim akibat kehilangan ayah-ayah mereka dalam perang. Ribuan anak juga mesti dibawa ke luar negeri untuk berobat, namun hal ini tak bisa dilakukan akibat blokade Koalisi Saudi.

Di sisi lain, hancurnya sekolah-sekolah akibat bombardir Koalisi telah membuat puluhan ribu anak Yaman tidak bisa meneruskan studi mereka, serta terusir dari rumah-rumah mereka ke kamp-kamp pengungsian.

Wakil UNICEF di Yaman, Sara Beysolow Nyanti dalam laporannya pada 26 Juni lalu menyatakan, 23.500 anak Yaman berada di ambang kematian akibat kelaparan. Jutaan anak lain juga butuh obat-obatan untuk mengobati penyakit yang sudah mereka derita sejak lama.

Nyanti menegaskan, jika UNICEF tidak segera mendapat bantuan dana tepat waktu, akan lebih anak-anak yang mati akibat kelaparan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *