Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Lapid: Netanyahu Lebih Membahayakan Israel daripada Ancaman Asing

Lapid: Netanyahu Lebih Membahayakan Israel daripada Ancaman Asing

POROS PERLAWANAN– Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid menyatakan, Pemerintahan Benyamin Netanyahu tidak akan menang. Menurutnya, Israel membutuhkan penyelenggaraan Pemilu supaya Pemerintah baru bisa bertindak mengatasi krisis saat ini.

“Ada lebih banyak kesenjangan antara realita dan pernyataan si pendusta Netanyahu daripada masa sebelum ini,” kata Lapid.

Ia berpendapat, keberadaan Kabinet Netanyahu adalah sebuah ancaman domestik yang lebih berbahaya bagi Israel ketimbang bahaya dari luar.

Mantan Menteri Perang Israel Moshe Yaalon pada hari Minggu kemarin juga mengatakan,”Kabinet Israel akan menghancurkan Israel. Kita menghadapi sebuah ancaman eksistensional domestik yang lebih besar dari ancaman asing.”

Harian Haaretz mengkritik kebijakan-kebijakan PM Israel. Haaretz menyinggung berlanjutnya aksi demo keluarga para tawanan Zionis di Gaza dan ketidakpedulian Netanyahu kepada mereka.

“Akibat kekalahan di Gaza, Netanyahu menyeret Tel Aviv menuju jurang keruntuhan keamanan dan ekonomi,” tulis Haaretz.

Sebelum ini, sumber-sumber Israel menyatakan bahwa para petinggi Tel Aviv menekankan urgensi kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.

Situs Walla mengutip dari sejumlah sumber bahwa Kepala Staf Umum Militer Israel, Herzi Halevi mengatakan, “Saat ini, kita sangat membutuhkan tercapainya kesepakatan pertukaran tawanan.” Pernyataan ini disampaikan Halevi kepada para anggota Dewan Perang Israel.

“Semua petinggi Badan-badan Keamanan dan tim negosiator memiliki sikap seragam, yaitu gerak cepat untuk mewujudkan kesepakatan pertukaran tawanan,” kutip Walla dari sumber-sumber yang menghadiri rapat Kabinet Perang Israel.

Para petinggi Badan Keamanan dan tim negosiator mengatakan bahwa Israel harus mewujudkan kesepakatan itu dengan bayaran apa pun, “bahkan jika harus menerima tawaran Hamas dan lebih banyak mengalah”.

Harian Haaretz mengutip dari sejumlah sumber politik, bahwa tim negosiator “memiliki izin untuk bersikap lebih lunak dalam melakukan perundingan pertukaran tawanan”.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *