Loading

Ketik untuk mencari

Asia Barat

Mantan Diplomat India: Tunduk kepada Washington Bahayakan Hubungan New Delhi-Teheran

Mantan Diplomat India: Tunduk kepada Washington Bahayakan Hubungan New Delhi-Teheran

POROS PERLAWANAN – Para pengamat dan analis meyakini, kian dekatnya hubungan Pemerintah India dengan AS dan Israel akan memengaruhi hubungan tradisionalnya dengan Iran, yang dahulu merupakan penyuplai terbesar minyak mentah untuk India.

Diberitakan Fars, mantan Dubes India untuk Saudi, Oman, dan UEA, Talmiz Ahmad diwawancarai Sputnik terkait perubahan kebijakan India di masa PM Narendra Modi terhadap Iran.

Ia berpendapat, kepatuhan nyata India kepada kebijakan AS terkait Iran, bahkan negara-negara lain di Timteng, akan mencederai kepentingan-kepentingan New Delhi sendiri.

“Hal yang membuat saya khawatir dalam periode terakhir ini adalah persetujuan penuh India dengan apa yang dimulai Donald Trump di tahun 2018. India memang berpartisipasi dalam pengembangan sebuah hubungan keamanan dengan AS. Namun para politisi India semestinya bisa memberitahu Washington bahwa penting bagi New Delhi untuk menjaga hubungan dengan Teheran,” kata Ahmad.

Menurutnya, citra yang terlihat dari India saat ini adalah “menggantungkan kepentingannya sesuai kebijakan AS”, bahkan meski tindakan Washington berlawanan dengan hukum internasional.

“India bukan hanya berada satu kawasan dengan Iran. Keduanya memiliki hubungan peradaban selama ribuan tahun. Juga ada kepentingan geopolitik, ekonomi, dan keamanan yang mesti diperhatikan.”

“India memang mendapat kelonggaran dari sanksi AS terkait JCPOA sehingga bisa berpartisipasi dalam (pengembangan) pelabuhan Chabahar. Namun, karena takut dijatuhi sanksi oleh Washington, korporasi-korporasi India batal menanam investasi di Chabahar dan mengembangkan pelabuhan itu beserta infrastruktur di sekitarnya,” tutur Ahmad.

Ia menambahkan, India selalu menunjukkan kepada AS komitmen untuk menjaga kepentingan Paman Sam. Namun AS tidak melakukan hal serupa terhadap kepentingan regional India.

Ahmad menyatakan, dalam 15 tahun terakhir India meningkatkan hubungan strategis dan pertahanannya dengan AS. Ia menilainya sebagai “kebijakan yang tak dipertimbangkan secara matang, namun sebuah kebijakan tergesa-gesa untuk menghadapi sebuah tantangan, yaitu kemunculan China.”

“Keputusan New Delhi untuk memihak Washington dalam menyikapi Beijing tidak akan menguntungkan India. Saya berpendapat, keberpihakan kepada AS akan memperburuk hubungan India-China, dan mungkin menyebabkan isu (persengketaan) kawasan Ladakh kian berlarut-larut,” pungkas Ahmad.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *