Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Manuver AS Ungkap Gelagat Washington Khawatirkan Titik Balik Hubungan Strategis Teheran-Kabul

Manuver AS Ungkap Gelagat Washington Khawatirkan Titik Balik Hubungan Strategis Teheran-Kabul

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, berbarengan dengan lawatan Staf Politik Menlu Iran, Abbas Araqchi ke Kabul, dua pejabat senior AS secara terpisah berbincang dengan para petinggi Afghanistan.

Komandan CENTCOM, Kenneth McKenzie, bertemu dan berbicara dengan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani tepat di hari kunjungan Araqchi ke Kabul. Dalam pertemuan tersebut, McKenzie kembali mengklaim bahwa AS mendukung “Afghanistan yang aman” serta menghendaki perdamaian dan stabilitas di negara itu.

Kunjungan McKenzie dilakukan di saat AS melalui hari-hari penuh guncangan, mulai dari gelombang unjuk rasa antirasisme, hingga terjadinya serangkaian kebakaran (baik kapal induk maupun pusat pembangkit listrik) di San Diego, Atalanta, Indiana, dan beberapa negara bagian lain.

Kondisi AS di Kawasan, terutama Asia Barat, menunjukkan bahwa negara ini tengah menjalani kebijakan rapuh, dan yang paling mencolok adalah situasi tak menentu AS di Afghanistan.

Pasca ditandatanganinya kesepakatan di Doha pada 29 Februari 2019 antara AS dan Taliban, masing-masing pihak berjanji untuk tidak melancarkan serangan ke pihak lain di Afghanistan. Namun hanya beberapa bulan setelah itu, justru AS yang mulai menyerang basis-basis Taliban. AS berdalih, serangan ini dilakukan untuk mendukung pasukan keamanan Afghanistan.

Serangan itu memicu sejumlah serangan Taliban terhadap Tentara AS dan Afghanistan. Taliban mengumumkan, AS tidak berkomitmen terhadap kesepakatan Doha. Sejak tiga bulan terakhir, Taliban terus menggencarkan serangan ke sejumlah kawasan di Afghanistan.

Ketidakamanan di Kabul dan kota-kota lain menunjukkan AS gagal mewujudkan perdamaian dan keamanan di Afghanistan. Para pakar meyakini, Washington telah menemui jalan buntu terkait masalah Taliban, dan kini berniat untuk angkat kaki dari Afghanistan demi terbebas dari biaya perang yang memberatkan.

Dalam pertemuan dengan Ghani, Araqchi mengutarakan tekad Iran untuk menjalin perjanjian kerja sama bilateral, serta membantu Pemerintah Afghanistan untuk mewujudkan perdamaian di negara tersebut.

Hanya sehari setelah berakhirnya kunjungan delegasi Iran, Penasihat Keamanan Nasional AS, Robert O’Brien menghubungi Presiden Ghani dan Ketua Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional, Abdullah Abdullah, via telepon.

Dalam kontak telepon tersebut, sembari mengungkapkan kekhawatiran atas meningkatnya kekerasan yang dilakukan Taliban, O’Brien mengaku AS mendukung Afghanistan yang bersatu, mandiri, dan demokratis, yang tidak menjadi tempat aman untuk terorisme.

Pertemuan dan kontak telepon dua petinggi AS ini menunjukkan, AS takut dan khawatir atas menguatnya hubungan Iran dan Afghanistan; hubungan yang tentu saja tidak dikehendaki AS dan sekutunya.

Menurut para pejabat Iran dan Afghanistan, perjanjian kerja sama antara kedua negara bisa menjadi titik balik dalam hubungan Teheran-Kabul, sehingga banyak kerja sama bilateral di bidang perairan, kewargaan, budaya, ekonomi, keamanan, dan politik yang akan terbentuk dari perjanjian tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *