Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Menelisik Akar Historis Konflik Rusia-Ukraina: Siapa Penyulut Utamanya?

Menelisik Akar Historis Konflik Rusia-Ukraina: Siapa Penyulut Utamanya?

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, analisis terhadap dinamika internasional akan cacat dan menyesatkan jika dilakukan tanpa mengetahui akar-akar historisnya. Di antaranya adalah konflik Rusia-Ukraina, yang ibarat puzzle. Untuk mengetahui gambaran lengkapnya, tiap potongan gambar mesti disusun secara tepat.

Sebab itu, evaluasi jeli atas konflik ini membutuhkan pemahaman salah satu bagian puzzlenya, yaitu bentrokan bersenjata tahun 2014 di Donbass antara Pemerintah Ukraina dan Republik Donetsk serta Luhansk yang didukung Rusia, ditetapkannya 29 kali gencatan senjata selama konflik, dan intervensi Barat, terutama Eropa, yang menguntungkan Pemerintahan Kiev.

Banyak pakar mengatakan, api perang yang bunga apinya memercik 8 tahun lalu, telah menyala pada pertengahan Februari 2022 dengan serangan Pemerintah Ukraina ke sebuah panti penitipan anak dan ancaman Rusia. Pada akhirnya, menjadi perang baru (operasi militer khusus) pada 24 Februari.

AS dan Rusia, Kontradiksi dalam Penghormatan kepada Demokrasi

Pada 6 Januari 2021 para pendukung Donald Trump menyerbu Gedung Kongres AS. Ungkapan-ungkapan yang digunakan media-media Republik dan Demokrat soal serangan itu dibahas para analis politik selama beberapa waktu. Apa pun ungkapan yang digunakan mereka, semua, terutama media dan penulis pro-Demokrat, sama-sama mengamini bahwa penting untuk membendung kelompok ekstremis, Neo-Nazi, dan milisi bersenjata demi melindungi demokrasi.

Namun, apakah mereka juga berpandangan serupa terkait para ekstremis di seluruh dunia, termasuk Ukraina?

Kelompok Neo-Nazi bernama Azov Battalien, yang dibentuk pada Mei 2014 di Ukraina dan dipersenjatai oleh AS, adalah salah satu kelompok ekstremis. Selain menyiksa dan membunuh warga etnis Rusia di Ukraina serta melakukan gerakan bersenjata di Republik-republik otonom Ukraina, mereka juga menyelundupkan anggota tubuh manusia, memperjualbelikan obat bius, dan menyerang minoritas ras dan etnis.

Mereka ini adalah kelompok yang membuat dan memublikasikan video dilumurinya peluru-peluru mereka dengan lemak babi, dengan klaim bahwa cara ini akan mencegah serdadu Muslim Rusia masuk surga.

Ukraina Alat Eropa untuk Menekan Rusia

Mengingat bahwa Eropa bergantung kepada gas Rusia, orang-orang Benua Biru berusaha menaikkan angka kerugian, memperpanjang perang, mempropagandakan Rusia sebagai agresor, dan mengesankan konflik ini sebagai perang berdarah demi menarik simpati dan menyulut kebencian terhadap Rusia.

Atas dasar ini, Eropa terus menerus memberikan janji-janji menyesatkan kepada Ukraina. Eropa berusaha menggantung status Ukraina untuk menjadi anggota Uni Eropa. Klaim bahwa imigran Ukraina akan diterima Eropa juga dipandang sebagai bagian dari siasat ini, padahal sudah lama terjadi perdebatan antara negara-negara Eropa soal penerimaan imigran.

Eropa berusaha menjadikan Ukraina sebagai perisai logistik untuk mengatasi perseteruannya dengan Rusia, terutama yang berkaitan dengan gas. Namun untuk itu, Barat memerlukan dua senjata utama.

Pertama, menjatuhkan sanksi menyeluruh atas Rusia, yang dalam beberapa hari terakhir terkesan kontradiktif dan konyol. Contohnya adalah dilarangnya pementasan film-film buatan Rusia di Festival Film Cannes.

Kedua, operasi psy war untuk menghasut bangsa-bangsa. Media-media mainstream dalam rangka psy war terhadap Rusia menggunakan dua teknik utama:

(1) Memberitakan krisis Ukraina tanpa memerhatikan akar-akar sejarah dan motif-motif politisnya, dengan tujuan untuk mengaburkan versi Rusia terkait asal muasal krisis.

(2) Mengesankan bahwa konflik Rusia-Ukraina adalah perang besar berdarah. Padahal bentrokan kedua negara saat ini bisa disebut sebagai perang kota belaka. Berdasarkan pernyataan Otoritas Moskow, warga sipil Ukraina tidak diserang oleh Tentara Rusia.

Kesimpulannya, mesti dikatakan bahwa sejak awal bentrokan, tujuan Rusia adalah mengubah struktur politik dan melucuti senjata militer Ukraina. Pertempuran masih terus berlangsung demi terwujudnya tujuan ini, bukan karena “perlawanan sengit Pemerintah Ukraina” sebagaimana dikesankan Barat.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *