Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Nyatakan Menang Lawan Penjara Israel, Tahanan Palestina Hentikan Aksi Mogok Makan

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Gerakan Poros Perlawanan Jihad Islam Palestina telah mendeklarasikan “kemenangan” atas Layanan Penjara Israel menyusul mogok makan massal oleh para tahanannya, yang mengambil tindakan tersebut untuk menolak hukuman yang dijatuhkan kepada mereka setelah pelarian enam warga Palestina dari pusat penahanan berkeamanan maksimum Israel bulan lalu.

“Para tahanan memutuskan untuk menunda mogok makan setelah mereka mencetak kemenangan melawan administrasi otoritas penjara pendudukan,” kata pejabat Jihad Islam, Tareq Ezaddin pada Jumat.

Dia menambahkan bahwa rincian kesepakatan antara para tahanan dan Layanan Penjara Israel akan diumumkan dalam beberapa jam mendatang.

“Kemenangan adalah titik balik dalam konfrontasi dengan sipir [Israel],” kata Ezaddin.

Sekitar 250 narapidana Jihad Islam melakukan mogok makan sembilan hari lalu sebagai protes atas pembatasan yang diberlakukan untuk mereka.

Pada dini hari tanggal 6 September, Zakaria Zubeidi, mantan Komandan Brigade Syuhada al-Aqsa dan lima anggota Jihad Islam membuat terowongan keluar melalui sistem drainase sel mereka dan melarikan diri dari penjara Gilboa.

Empat dari anggota Jihad Islam yang melarikan diri menjalani hukuman seumur hidup, sementara yang kelima ditahan tanpa dakwaan selama dua tahun di bawah perintah “penahanan administratif”, menurut media Israel.

Pada 11 September, outlet media Israel melaporkan bahwa empat dari enam pelarian telah ditangkap di bagian utara wilayah pendudukan.

Pasukan Israel menangkap dua tahanan Palestina yang tersisa delapan hari kemudian.

Kementerian Perang Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada saat itu bahwa Iham Kamamji dan Munadil Nafiyat, keduanya anggota Jihad Islam, ditangkap di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

Pada Kamis 21 Oktober, Jihad Islam mengancam akan memperluas mogok makan untuk mencakup kesemua 400 tahanan jika tuntutan para narapidana tidak dipenuhi.

Para tahanan menuntut agar Layanan Penjara Israel membatalkan keputusannya untuk memindahkan mereka ke penjara lain dan menempatkan beberapa dari mereka di sel isolasi.

Otoritas penjara Israel menahan narapidana Palestina di bawah kondisi menyedihkan dan tidak memiliki standar higienis yang layak. Para tahanan juga menjadi sasaran siksaan, pelecehan, dan penindasan yang sistematis.

Dilaporkan ada lebih dari 7.000 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel. Ratusan narapidana dipenjara di bawah praktik “penahanan administratif”, yakni penahanan sewenang-wenang tanpa didasari dakwaan dan proses pengadilan yang adil dan transparan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *