Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Pembela Kaum Tertindas dari Semua Agama itu Bernama Jenderal Soleimani

POROS PERLAWANAN – Saat dunia berduka atas peringatan kedua pembunuhan Letnan Jenderal Qassem Soleimani, berbagai aspek kehidupan dan keyakinannya mulai terungkap. Salah satunya adalah altruisme atau perhatiannya terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memikirkan diri sendiri dan belas kasihnya bagi kaum tertindas, baik itu Kristen, Muslim, maupun penganut agama lain.

Mendiang Komandan IRGC Iran, Letnan Jenderal Qassem Soleimani, dipandang sebagai pahlawan yang membela Muslim, Kristen dan orang-orang dari agama lain yang tertindas di Suriah dan Irak, serta bagian lain di Asia Barat.

Menurut banyak orang Suriah dan Irak, dia tak kenal takut, berani, altruistik dan selalu hadir di medan perang. Jenderal Soleimani adalah ujung tombak perang melawan kelompok teroris Takfiri ISIS yang disponsori AS di Asia Barat.

Jenderal Soleimani adalah dalang strategis dari banyak pertempuran melawan teroris Takfiri di Suriah. Dia memainkan peran penting dalam pembebasan wilayah yang didominasi Kristen dari cengkeraman teroris Takfiri yang telah menguasai Suriah saat itu.

Komandan legendaris itu juga memiliki reputasi besar di Irak, di mana ISIS telah menaklukkan sebagian besar wilayah negara. Dia berhasil menyatukan pejuang Kurdi Sunni dan Syiah dalam pertempuran melawan teroris Takfiri. Oleh karena itu, bagi banyak orang Irak, dia adalah pahlawan sebagaimana orang Suriah menganggapnya.

Jenderal Soleimani mampu menyusun dan merealisasikan rencana yang sangat strategis, sehingga memberikan keamanan regional dengan mencegah teroris ISIS menggulingkan Pemerintah di Suriah, Irak, Lebanon, dan negara-negara lain.

“ISIS sebenarnya adalah ciptaan Amerika dan Zionis untuk menghancurkan sejumlah negara Muslim, serta memberikan citra yang mengerikan bagi Islam. Teroris ISIS terlibat dalam kejahatan mengerikan terhadap orang yang tidak bersalah. Sehingga, proyek yang telah diluncurkan oleh imperialis dan Zionis, kita melihat bagaimana mereka meletus di Irak, Pada Juli 2014. Dan pada 2017, mereka dimusnahkan melalui upaya syahid Jenderal Qassem Soleimani,” ungkap Zafar Bangash dari Institut Pemikiran Islam Kontemporer.

Jenderal Soleimani terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS pada 3 Januari 2020, saat dalam perjalanan ke Ibu Kota Irak, Baghdad untuk membantu dalam perang melawan ISIS.

Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa Washington harus membunuh dua orang yang paling berhasil memerangi teroris di Asia Barat.

Jenderal Soleimani adalah dalang yang kuat dan strategis, yang berhasil mengungkap wajah buruk campur tangan Barat di Suriah dan Irak. Pembunuhannya mengungkap dukungan AS untuk kelompok teroris dan kebohongan Washington dalam melawan terorisme.

Letnan Jenderal Soleimani dicintai oleh masyarakat di Kawasan sebagai pembela kaum tertindas, melindungi umat Kristen, Muslim dan Yahudi serta pemeluk agama lain.

Kelompok teroris yang disponsori Barat, seperti ISIS dan Jabhat al-Nusra, berusaha mempromosikan citra Islam yang salah.

Dan kelompok-kelompok ini diciptakan oleh rezim Israel dan Amerika dengan dukungan keuangan dari Arab Saudi.

Jenderal Soleimani menghadapi kelompok-kelompok menyimpang ini di Irak dan Suriah. Dia berhasil membantu yang tertindas; dia mencoba menyelamatkan wanita, pria dan anak-anak di Irak dan Suriah, dari kejahatan teroris Takfiri, tidak peduli apa keyakinan yang mereka anut.

Dia menyatukan Muslim dan Kristen dan orang-orang dari agama lain dalam perang melawan teroris dan berhasil mengalahkan para teroris.

Taktik ISIS termasuk membunuh orang yang tidak bersalah, menculik wanita dan memperkosa mereka, membunuh anak-anak dan sebagainya, adalah hal-hal yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Islam. Bahkan, perilaku tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam, yang sangat mengutamakan penyelamatan dan perlindungan kehidupan manusia.

“Sementara ISIS dan pendukung mereka sibuk membunuh orang yang tidak bersalah, dan dengan kebijakan yang disengaja, tentu saja, dari Imperialis dan Zionis untuk menciptakan citra Islam yang sangat kejam dan negatif, tetapi orang-orang, jelas, orang-orang yang menjadi sasaran merasa ngeri. dengan tindakan mereka, apakah itu di Irak atau di Suriah,” lanjut Zafar Bangash.

Jutaan orang di Iran, Irak, Suriah, dan seluruh dunia menghadiri pemakaman Jenderal Soleimani. Hal ini menunjukkan penghargaan tinggi oleh negara-negara Asia Barat serta semua orang yang berpikiran bebas di seluruh dunia.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *