Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Pemimpin Tertinggi Iran Sebut Peracunan Pelajar ‘Tak Dapat Dimaafkan’, Serukan ‘Hukuman Maksimum’ bagi para Pelakunya

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Pemimpin Revolusi Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyebut dugaan peracunan siswa di sekolah-sekolah Iran sebagai kejahatan “tak termaafkan dan besar”, menyerukan pihak berwenang untuk secara serius menindaklanjuti masalah ini.

“Jika terbukti para siswa diracun, pelaku kejahatan ini harus dihukum seberat-beratnya. Tidak akan ada amnesti bagi mereka,” tegas Pemimpin Tertinggi Iran.

Ayatullah Khamenei membuat pernyataan tersebut pada Senin saat dia menanam bibit pohon untuk menandai Hari Penanaman Pohon Nasional Iran.

“Pejabat harus serius menindaklanjuti masalah peracunan siswa. Ini adalah kejahatan besar dan tak termaafkan,” kata Pemimpin Tertinggi.

Ayatullah Khamenei mencatat bahwa Badan-badan yang bertanggung jawab, termasuk Badan-badan Intelijen dan penegak hukum, harus menemukan asal-usul kejahatan, serta para agen dan dalangnya.

“Ini adalah kejahatan, karena dilakukan terhadap anggota masyarakat yang paling tidak bersalah, anak-anak. Ini juga menyebabkan ketakutan dan ketidakamanan psikologis di masyarakat dan membuat keluarga khawatir. Masalah ini harus ditindaklanjuti dengan serius, dan jika pelakunya dihukum, tidak akan ada amnesti bagi mereka. Dan mereka harus dihukum dan hukuman mereka harus menjadi pelajaran,” tambah Pemimpin Tertinggi.

Sejak November 2022, beberapa siswa Iran telah melaporkan gejala keracunan saat bersekolah. Wabah dimulai di pusat kota Qom sebelum meluas ke kota-kota lain.

Dalam kebanyakan kasus, siswa mengalami gangguan pernapasan, mual, kelelahan dan pusing, sementara beberapa dirawat di rumah sakit.

Presiden Iran, Ebrahim Raeisi juga telah memerintahkan Menteri Intelijen dan Menteri Dalam Negeri untuk menindaklanjuti kasus peracunan tersebut.

“Konspirasi baru musuh untuk menciptakan ketakutan di hati siswa… dan orang tua mereka adalah kejahatan dan tindakan tidak manusiawi,” katanya dalam Rapat Kabinet pada Minggu.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *