Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Penduduk Asli Dataran Tinggi Golan Protes Rencana Pemasangan Turbin Angin oleh Israel

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, penduduk di Dataran Tinggi Golan melakukan protes pada Jumat kemarin terhadap rencana Israel untuk memasang turbin angin di wilayah Suriah yang diduduki, dengan mengatakan bahwa langkah itu akan mengarah pada pengambilalihan lebih lanjut atas tanah pertanian mereka.

Kantor berita resmi Suriah SANA melaporkan bahwa ratusan pengunjuk rasa melakukan aksi duduk di daerah al-Manfukha, yang terletak di sebelah timur desa Baraka, untuk secara tegas menolak skema yang diusulkan.

Mereka mengatakan bahwa para pejabat Israel bermaksud untuk merebut hampir enam ribu dunam (1.482 hektar) dari tanah pertanian mereka untuk membuka jalan bagi pemasangan rangkaian turbing angin.

Para pengunjuk rasa meminta masyarakat internasional untuk memaksa rezim Tel Aviv menghentikan skema tersebut, karena ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap resolusi legitimasi internasional dan pasti akan mengakibatkan pemindahan mereka.

Rencana turbin angin dilaporkan berada di antara rencana kolonial dan Yudaisasi rezim Tel Aviv yang paling berbahaya yang menargetkan Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

Pihak berwenang Israel berencana untuk memasang 46 turbin angin di daerah dekat desa Majdal Shams, Ein Qiniyye, Buq’ata, dan Mas’ade di Golan, menurut SANA.

Pada tahun 1967, Israel mengobarkan perang skala penuh terhadap wilayah Arab, di mana rezim menduduki sebagian besar wilayah Golan dan mencaploknya empat tahun kemudian –sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Pada tahun 1973, perang lain pecah, dan setahun kemudian, gencatan senjata yang ditengahi PBB mulai berlaku, yang Tel Aviv dan Damaskus setuju untuk memisahkan pasukan mereka dan membuat zona penyangga di Dataran Tinggi.

Namun, selama beberapa dekade terakhir, Israel telah membuat lusinan permukiman ilegal di Golan yang diduduki, yang bertentangan dengan seruan internasional agar rezim menghentikan kegiatan konstruksi ilegalnya di sana.

Dalam langkah sepihak yang ditolak oleh komunitas internasional pada 2019, mantan Presiden AS, Donald Trump menandatangani dekrit yang mengakui “kedaulatan” Israel atas Dataran Tinggi Golan.

Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Suriah yang telah diduduki secara militer oleh Israel sejak 1967. Damaskus telah berulang kali menegaskan kembali kedaulatannya atas wilayah tersebut, dengan mengatakan bahwa wilayah itu harus sepenuhnya dikembalikan ke kendalinya.

Desember lalu, Israel mengumumkan bahwa mereka bermaksud untuk menggandakan jumlah permukiman ilegal di Dataran Tinggi Golan, mengabaikan resolusi yang sebelumnya diadopsi oleh Majelis Umum PBB menuntut penarikan penuh rezim dari wilayah yang diduduki.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *