Loading

Ketik untuk mencari

Asia Barat

Penerbangan Pertama Israel Gunakan Koridor Udara Saudi-Oman Menuju Asia Timur

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, penerbangan komersial pertama oleh maskapai penerbangan terbesar Israel, El Al menggunakan koridor baru di atas Arab Saudi dan Oman setelah lepas landas dari wilayah pendudukan, saat Muscat dan Riyadh membuat sikap terbuka terhadap rezim Tel Aviv.

El Al Penerbangan 083 berangkat dari Bandara Ben Gurion Tel Aviv pada Minggu malam menuju Bangkok. Penerbangan memakan waktu sekitar delapan jam untuk mencapai Ibu Kota Thailand.

Rute baru tersebut akan mempersingkat penerbangan ke beberapa tujuan Asia sekitar dua jam, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Otoritas Oman mengumumkan sebelumnya bahwa semua maskapai penerbangan dapat terbang melintasi wilayah negara itu mulai 23 Februari, bergabung dengan negara tetangga Arab Saudi dalam menyediakan koridor bagi maskapai Israel.

Israel berharap Oman akan bergabung dengan Abraham Accords yang ditengahi AS, saat mereka menormalisasi hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko pada tahun 2020.

Oman telah menjamu para pemimpin Israel selama bertahun-tahun. Muscat telah menyatakan bahwa setiap normalisasi hubungan dengan rezim Tel Aviv akan membutuhkan pembentukan negara Palestina merdeka yang berdaulat.

Kembali pada Juli 2022, Otoritas Umum Penerbangan Sipil Saudi (GACA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa wilayah udara negaranya sekarang terbuka untuk semua maskapai, termasuk maskapai Israel, setelah perjalanan Presiden AS, Joe Biden ke Kerajaan dan wilayah pendudukan.

Biden bertemu Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman dan para pemimpin regional lainnya selama kunjungan profil tinggi Juli lalu.

Arab Saudi tidak menunjukkan perlawanan apa pun ketika UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko menjadi negara Arab pertama dalam beberapa dekade yang menormalisasi hubungan dengan Israel dalam kesepakatan yang ditengahi oleh mantan Presiden AS, Donald Trump.

Kerajaan kaya minyak itu belum menunjukkan tanda-tanda resmi untuk ikut-ikutan. Namun, kedua belah pihak telah melihat kontak yang berkembang dan pemulihan hubungan de-facto dalam beberapa tahun terakhir, terlepas dari klaim bahwa mereka berkomitmen pada apa yang disebut Inisiatif Perdamaian Arab tahun 2002, yang mengondisikan normalisasi hubungan dengan Israel pada pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dalam batas tahun 1967.

Rezim Riyadh pada November 2020 memberikan izin kepada maskapai penerbangan Israel untuk menggunakan wilayah udaranya, beberapa jam sebelum penerbangan pertama Israel ke UEA dijadwalkan lepas landas.

Sebaliknya, para pemimpin Palestina, aktivis dan rakyat sipil telah berulang kali menolak kesepakatan normalisasi Arab-Israel sebagai “tikaman dari belakang” terhadap perjuangan dan rakyat Palestina.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *