Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Pentagon Akui Sebagian Pelaku Pembunuhan Presiden Haiti Dilatih di AS

Pentagon Akui Sebagian Pelaku Pembunuhan Presiden Haiti Dilatih di AS

POROS PERLAWANAN – Kemenhan AS (Pentagon) pada Kamis 15 Juli kemarin mengakui, sejumlah pelaku asal Kolombia pembunuh Presiden Haiti mendapat pelatihan di AS.

Dinukil Fars dari Hill, Jubir Pentagon Ken Hoffman dalam statemen yang dikirim ke Washington Post menyatakan, penyelidikan terkait detail teror Jovenel Moise masih berlanjut.

“Pemeriksaan database terkait pelatihan kami sebagai bagian dari investigasi ini menunjukkan, sejumlah warga Kolombia yang ditangkap pernah mengikuti pelatihan militer dan program pendidikan di AS, saat mereka masih aktif sebagai bagian dari Pasukan Militer Kolombia,” kata Hoffman.

Sebelum ini pada Selasa lalu, Ketua Forum Nasional Venezuela, Jorge Rodriguez dalam sebuah konferensi pers mengatakan, korporasi keamanan CTU asal AS, yang terlibat teror Moise, juga berperan dalam upaya teror atas Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada 2018 silam.

Menurut Rodriguez, CTU juga terlibat dalam Operasi Gideon, yaitu sebuah proyek untuk menyingkirkan Maduro dari kekuasaan. Proyek itu digagalkan Venezuela pada 2020 lalu.

Reuters melaporkan, hingga kini Polisi Haiti telah menangkap 18 warga negara Kolombia dan tiga warga negara Haiti-AS, termasuk Christian Emmanuel Sanon.

Polisi Haiti pada Minggu 11 Juli mengumumkan, seorang tersangka utama pembunuhan Presiden Jovenel Moise telah ditangkap. Ia disebut-sebut telah mempekerjakan pembunuh bayaran Kolombia untuk melakukan aksi teror tersebut.

Menurut CNN, sedikitnya satu orang yang ditangkap Polisi Haiti pernah menjadi informan bagi Badan Pembasmi Narkoba AS (DEA). DEA melalui surel kepada CNN telah mengonfirmasi kebenaran berita tersebut.

Menurut laporan New York Times, orang bernama Christian Emmanuel Sanon (63 tahun) itu bekerja sebagai dokter di Florida. Dia adalah tersangka ketiga kelahiran Haiti yang memiliki hubungan dengan AS.

Washington Post mengabarkan, para petinggi FBI dan Kementerian Keamanan Nasional AS telah mengunjungi Haiti. Tujuannya adalah untuk membicarakan apa bantuan yang bisa diberikan Washington terkait kasus ini.

Sebelum ini, Moskow mengutarakan kekhawatirannya, menyusul laporan tentang keterlibatan setidaknya 2 warga AS dalam pembunuhan Presiden Moise.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *