Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Perang Palestina vs Israel Lebih dari Sekadar Adu Persenjataan Militer

Perang Palestina vs Israel Lebih dari Sekadar Adu Persenjataan Militer

POROS PERLAWANAN– Dengan munculnya Revolusi Islam Iran, sebuah periode baru muncul di dunia. Periode ini bisa disebut sebagai “Era Imam Khomeini; era yang berbeda dengan sebelumnya lantaran sejumlah karakteristik yang dimilikinya.

Salah satu karakteristik terpenting era baru ini adalah “peran menentukan tekad manusia dan masyarakat.” Dalam aliran Imam Khomeini, tekad manusia-lah yang menentukan nasib manusia dan dunia, bukan instrumen kekuasaan dan harta.

Imam Khomeini membuktikan kebenaran klaim ini dengan memenangkan Revolusi Islam melalui keyakinan terhadap partisipasi dan tekad rakyat; Revolusi yang dilakukan rakyat bertangan kosong dan mampu mengalahkan Pemerintah yang dianggap sebagai Polisi Timteng. Inilah “kemenangan darah atas pedang.”

Peristiwa ini terjadi di era dominasi pemikiran peradaban Barat, yang di situ keyakinan-keyakinan insani merosot ke level ketergantungan kepada jasmani, sehingga menganggap bahwa hanya dunia materi dan instrumen materi yang bisa menjadi penentu.

Perseteruan ini memunculkan 2 pandangan utama: satu pandangan yang meringkas hakikat manusia pada jasmani dan unsur materi, sehingga menyatakan instrumen materi sebagai faktor perkembangan dan penciptaan peradabannya. Sementara pandangan lain mendefinisikan hakikat manusia muncul dari kekuatan ruhnya. Sebab itu, kekuatan tekad dan iman dianggap sebagai elemen terpenting dalam menciptakan peradaban.

Mengandalkan tekad rakyat adalah buah dari keyakinan terhadap kekuatan mereka. Tekad juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan. Setelah Kubu Kebenaran, kubu rival pun menyadari pentingnya posisi pengetahuan dan tekad manusia. Sebab itu, kubu ini mengerahkan segala upayanya untuk mendefinisikan keyakinan manusia dalam bingkai alam materi, serta membatasi tujuan masyarakat manusia dalam pengembangan materi. Tujuannya adalah agar kubu ini bisa mengukuhkan dominasinya, yang bergantung pada orisinalitas pandangan materi. Di sinilah muncul perang pengetahuan, yang disusul perang tekad. Satu pihak berusaha meneguhkan keunggulan instrumen materi, sementara pihak lain mengukuhkan tekad dan iman sebagai faktor penentu.

Perang saat ini antara Front Perlawanan dan Rezim Zionis adalah garis depan pertempuran antara 2 pandangan di atas. Hantaman-hantaman keras pejuang Palestina bukan hanya mengenai kendaraan-kendaraan lapis baja Israel saja, namun juga memukul telak peradaban yang menyokong Rezim Zionis.

Semua kapasitas materi dan instrumen perang Israel tidak mampu menghadapi kekuatan iman dan tekad warga Gaza. Capaian-capaian pejuang Palestina di medan tempur, sebelum segala sesuatu, merupakan buah dari kemenangan mereka dalam perang pengetahuan dan keyakinan mereka terhadap konsep “kita bisa”,”kemenangan darah atas pedang”, dan “kekuatan tekad.”

Dengan demikian, perubahan dunia mengikuti tekad manusia, dan tekad manusia mengikuti keyakinan. Sebab itu, capaian-capaian berikutnya harus ditemukan di jalur ini.

Berdasarkan penjelasan di atas, perang di Kawasan saat ini harus digambarkan dengan cara lain. Jangan dianggap bahwa senjata akan menentukan jalannya perang. Tentu harus dicamkan bahwa ini tidak berarti bahwa “pedang harus disarungkan” atau “konfrontasi harus dihindari.” Maksudnya adalah bahwa iman dan tekad merupakan “bahan bakar” rudal dan jarak tempuh drone-drone Perlawanan. Iman dan tekad-lah yang akan mengalahkan senjata-senjata modern musuh.

Pada hakikatnya, senjata adalah instrumen. Instrumen baru berfungsi saat bersandar kepada tekad, bukan sebaliknya. Ketergantungan Firaun kepada pasukan dan instrumen-instrumen materi membuatnya tenggelam dalam laut murka ilahi, sementara iman Musa a.s. dan para pengikutnya telah menjadi penyelamat, kendati mereka tak bersenjata dan hanya berjalan kaki.

Pada hari ini, tekad teguh dan darah anak-anak, wanita, serta pejuang Palestina terus menyalakan api kesadaran dalam jiwa dunia. Efektivitas dan jarak jangkau “kesabaran serta keteguhan rakyat Palestina”, juga “tekad dan iman Perlawanan” jauh lebih efektif dalam membangkitkan nurani umat manusia daripada senjata-senjata mereka.

Hal-hal yang dijelaskan di atas telah menerangkan misi para pendukung Perlawanan dan penanti kebebasan Quds. Jika kebangkitan rakyat Palestina adalah tahap menentukan dalam langkah mereka menuju kemerdekaan, maka kebangkitan Dunia Islam, bahkan nurani manusia di hadapan ketertindasan Palestina, akan menempatkan konflik kebenaran dan kebatilan dalam titik paling utama, itu pun di skala global.

Oleh karena itu, apa yang tengah terjadi saat ini bukan sekadar “konfrontasi Gaza vs Israel”, tapi merupakan “konfrontasi iman vs arogansi”. Kali ini, nurani manusia akan menyerukan satu suara; suara yang bisa berujung kepada sesuatu yang jauh lebih luas dari kemerdekaan Palestina, yaitu keselamatan umat manusia.

Syarat terwujudnya hal ini adalah menyadarkan masyarakat dunia tentang pertempuran ini, juga bersatunya tekad-tekad di pihak kebenaran. Dari sini bisa dipahami kenapa statemen-statemen Imam Ali Khamenei dan Sayyid Hasan Nasrallah selalu fokus pada pencerahan, bukan pada persenjataan, kendati hal ini tidak terlalu disukai oleh karakteristik kita yang selalu terburu-buru. (Mohammad Ghaemi Rad/al-Alam)

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *