Loading

Ketik untuk mencari

Opini Yaman

Perimbangan Baru Yaman dan Berakhirnya Penjarahan Minyak oleh Koalisi Agresor

Perimbangan Baru Yaman dan Berakhirnya Penjarahan Minyak oleh Koalisi Agresor

POROS PERLAWANAN – Pelabuhan al-Dabbah di timur Yaman pada Jumat 21 Oktober menjadi saksi ledakan-ledakan akibat serangan drone Ansharullah. Pelabuhan al-Dabbah biasa digunakan Koalisi Saudi untuk menjarah minyak Yaman.

Dilansir al-Alam, serangan drone Yaman menyebabkan kapal tanker Nisus, yang berencana memindahkan dua juta barel minyak dari al-Dabbah, mesti mundur teratur.

Jelas bahwa Sanaa dan pasukan Yaman kini mulai membuat sebuah perimbangan baru, menyusul gagalnya perpanjangan gencatan senjata.

Pada hakikatnya, kegagalan ini disebabkan sifat keras kepala Agresor Saudi yang enggan melaksanakan komitmennya dalam kesepakatan gencatan senjata lalu, termasuk pencabutan blokade dan pembayaran gaji para pegawai Yaman.

Perimbangan baru Yaman adalah mulai saat ini, tak ada lagi minyak jarahan yang akan keluar dari Yaman. Bangsa Yaman tidak akan tinggal diam, sebab musuh terus menjarah minyak mereka di saat anak-anak dan kaum lansia menderita kelaparan dan terancam mati akibat blokade Saudi serta Barat. Rakyat Yaman tidak bisa membiarkan para pegawai mereka tak mendapatkan gaji, atau membiarkan keluarga-keluarga mereka hidup tanpa bahan bakar dan listrik, di saat jutaan barel minyak dikirim ke negara-negara Barat dari pelabuhan-pelabuhan Yaman.

Serangan drone Yaman ke al-Dabbah yang terletak 15 km dari Ibu Kota Provinsi Hadhramaut, dilakukan berbarengan dengan tibanya sebuah tanker raksasa ke pelabuhan itu, yang berniat memindahkan 2 juta barel minyak mentah.

Pada awal Oktober, Pemerintah Sanaa telah melayangkan peringatan ke perusahaan-perusahaan minyak di provinsi-provinsi yang dikuasai Koalisi Saudi. Perusahaan-perusahaan itu diminta untuk menghentikan produksi dan ekspor minyak, sebagai bentuk respons untuk pencurian devisa minyak dan gas oleh antek Koalisi serta tidak dibayarkannya gaji para pegawai.

Koalisi Agresor masih terus menjarah minyak mentah Yaman dengan menggunakan tanker-tanker raksasa. Paling sedikit satu dari tanker-tanker ini mendatangi pelabuhan-pelabuhan Yaman tiap bulan untuk memuat minyak jarahan.

Ketua Tim Negosiator Yaman, Muhammad Abdussalam menyatakan bahwa pemasukan minyak dan gas Yaman, yang dijarah Koalisi, cukup untuk membayar gaji semua pegawai dan pensiunan.

“Berkelitnya Koalisi Saudi dari melakukan kewajiban kemanusiaan sama sekali tidak akan mewujudkan perdamaian nyata dan langgeng,” kata Abdussalam.

Setelah serangan ke al-Dabbah pada Jumat kemarin, jelas bahwa perimbangan baru akan memasuki medan. Musuh Yaman mesti mengkaji ulang kebijakan mereka. Dalam arti bahwa gencatan senjata harus dilakukan dan sumber-sumber alam dikembalikan kepada rakyat Yaman. Jika tidak, maka tak satu pun pihak yang bisa memanfaatkan sumber-sumber alam tersebut.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *