Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Panglima IRGC: Seluruh Kekuatan AS Hanya Mampu Bakar Tong Sampah di Jalanan Iran

Panglima IRGC: Seluruh Kekuatan AS Hanya Mampu Bakar Tong Sampah di Jalanan Iran

POROS PERLAWANAN – Panglima IRGC, Mayor Jenderal Hossein Salami menyatakan bahwa musuh berusaha menjauhkan rakyat Iran dari iman mereka serta menempatkan mereka sebagai lawan Pemerintahan Islam. Namun musuh gagal mewujudkan tujuan tersebut.

“Revolusi Islam tumbuh lebih besar dibanding sebelumnya, memperluas batas-batas pengaruhnya, membuat arogansi dunia susah mengambil napas politik, dan menempatkan mereka di posisi minggat dari Dunia Islam,” kata Salami di hadapan ulama dan pelajar agama kota Qom, Kamis 20 Oktober, diberitakan al-Alam.

“Ketika Rezim Shah, yang merupakan pion AS di Iran, runtuh, kredibilitas kekuatan AS untuk melindungi pengikutnya pun terjun bebas. Sejak saat itu, AS tak lagi berkacak pinggang di hadapan kebesaran Imam (Khomeini) dan Islam. Ia pun mulai berjalan membungkuk.”

“Dalam benak musuh, sanksi adalah resep untuk menundukkan bangsa Iran. Musuh dengan pandangan materialistisnya tidak bisa melihat dan memahami kedalaman Pemerintahan Islam dan Revolusi. Apa pun yang mereka lakukan terbentur tembok, mandek, membeku, dan akhirnya gagal.”

Menurut Salami, kendati AS dari aspek militer bisa menduduki Irak, namun Revolusi Islam mampu mengambil inisiatif politik dari tangannya dan mengurung AS di dalam pangkalan-pangkalannya.

“Kebingungan, kekacauan pola pikir, dan ketidakmampuan menggunakan kekuatan menyebabkan AS menghabiskan 8 triliun dolar, yang 8 tahun lalu senilai dengan pemasukan minyak Irak selama 100 tahun. Namun AS gagal mendapatkan hasil apa pun. Sekarang, AS lemah, terluka, dan menyendiri di sudut tanpa pengaruh kuat politik,” lanjut Salami.

“Dalam kerusuhan terbaru di Iran, musuh telah menerjunkan semua yang ditabungnya ke lapangan. Musuh menggunakan semua kekuatan, dana, media, dan kredibilitas politiknya. Namun sekarang musuh menyerah. Musuh berusaha menipu segelintir anak muda untuk membakar tong-tong sampah di jalanan, kemudian menyebutnya sebagai ‘capaian besarnya’.”

“Kerusuhan ini tengah menghabiskan sisa-sisa terakhir umurnya. Kerusuhan ini (ibarat) bayi prematur yang sudah mati dan akan menjadi aib bagi AS dalam sejarah,” tegasnya.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *