Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Pernyataan Tegas Pemimpin Tertinggi Iran Saat Bertemu PM Irak, Akhiri Beragam Spekulasi Liar

Pernyataan Tegas Pemimpin Tertinggi Iran Saat Bertemu PM Irak, Akhiri Beragam Spekulasi Liar

POROS PERLAWANAN – Lawatan 2 hari PM Irak, Mustafa al-Kadhimi ke Iran berakhir tanpa adanya kabar pesan yang dibawanya dari Saudi untuk Iran, atau pesan Iran untuk AS.

Dilansir al-Alam, sebelum lawatan ini, sejumlah pihak mengklaim al-Kadhimi membawa pesan dari Saudi untuk Iran. Klaim ini bisa jadi muncul karena kunjungan PM Irak ke Saudi dibatalkan akibat jatuh sakitnya Raja Salman.

Namun, pernyataan tegas dan gamblang Ayatullah Ali Khamenei dalam menjabarkan pendirian Iran tidak menyisakan keraguan sedikit pun, bahwa tak ada perbedaan dalam sikap Iran, baik dalam ucapan maupun tindakan.

Klaim serupa terkait pertukaran pesan Iran-AS saat pertemuan Ayatullah Khamenei dengan al-Kadhimi juga terbantahkan dengan sendirinya. Dalam pertemuan itu, Pemimpin Tertinggi Iran secara gamblang menegaskan, “perluasan hubungan Iran-Irak ditentang sejumlah pihak, terutama AS. Namun AS tidak perlu ditakuti, karena ia tak bisa berbuat apa-apa.”

Sebelum ini, sebagian orang mengklaim, karena al-Kadhimi akan mengunjungi AS usai lawatannya ke Iran, maka dia akan membawa pesan Teheran untuk Washington. Apalagi ada yang bahkan mengklaim bahwa bisa saja AS yang menyuruh al-Kadhimi untuk mendahulukan lawatan ke Teheran sebelum ke Washington.

Dalam pertemuan tersebut, Ayatullah Khamenei secara gamblang menjelaskan sudut pandang Iran terhadap Irak, rakyat, Pemerintah, ulama panutan, dan Kelompok Poros Perlawanan negara tersebut. Pemimpin Tertinggi Iran dengan tegas menyatakan bahwa menjalin hubungan dengan suatu negara berbeda jauh dengan mencampuri urusan internal negara tersebut.

Pemimpin Iran juga menegaskan, AS hanya menghendaki penguasa di Irak ala Paul Bremer, sehingga bagi Washington, tidak penting siapa orang lokal yang menjadi PM Irak. Sementara di lain pihak, Iran mengapresiasi terpilihnya al-Kadhimi oleh rakyat dan kelompok-kelompok politik Irak. Ini bukti bahwa Teheran menghormati kedaulatan negara tetangganya.

Ayatullah Khamenei juga hanya menyebut AS sebagai pihak yang menghalang-halangi hubungan Iran-Irak, tanpa menyebut nama negara-negara lain. Ini berarti bahwa (1) semua upaya untuk merintangi hubungan Iran-Irak pasti akan sia-sia, sehingga nama para penentang hubungan ini pun tak layak disebut; (2) upaya semacam ini hanyalah buah dari ketundukan negara-negara tersebut terhadap AS, sehingga Pemimpin Iran hanya menyebut nama “si majikan” tanpa menyinggung nama-nama “para abdinya”.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *