Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Pertemuan Faksi-Faksi Palestina di Aljazair Hasilkan ‘Dokumen Rekonsiliasi Nasional’

Pertemuan Faksi-Faksi Palestina di Aljazair Hasilkan ‘Dokumen Rekonsiliasi Nasional’

POROS PERLAWANAN – Sebanyak 14 faksi Palestina, termasuk Hamas dan Fatah, telah mengadakan pertemuan di Aljazair sejak Selasa 11 Oktober lalu.

Dikutip Fars dari kantor berita Anadolu, faksi-faksi Palestina tersebut pada Rabu malam 12 Oktober mengumumkan telah mencapai rekonsiliasi nasional dalam pertemuan tersebut.

Presiden Aljazair juga mengumumkan bahwa Deklarasi Aljazair (atau Dokumen Rekonsiliasi Nasional tersebut) akan diteken oleh semua faksi Palestina pada Kamis ini.

Dalam statemennya, Presiden Aljazair menyatakan bahwa Dokumen itu sebagai fondasi yang kuat untuk mewujudkan persatuan antara semua faksi-faksi Palestina.

Ketua Kantor Politik Hamas, Ismail Haniyeh juga berkomentar soal keberhasilan ini. Ia mengatakan bahwa Dokumen Rekonsiliasi Nasional antara faksi-faksi Palestina adalah hasil dari upaya yang dicurahkan Aljazair selama hampir satu tahun.

Beberapa bulan lalu, Haniyeh bertemu dengan Presiden PNA, Mahmoud Abbas di Aljazair. Haniyeh menyebut pertemuan dengan Abbas itu sebagai tahap baru dalam cakrawala perjuangan Palestina. Ia berkata bahwa rakyat Palestina, yang berharap banyak kepada pertemuan tersebut, menyambutnya dengan hangat.

Petinggi Hamas ini menegaskan bahwa ia tidak membuang waktu sedikit pun untuk merespons positif terhadap undangan Aljazair untuk melakukan pertemuan itu demi mewujudkan persatuan Palestina.

Perselisihan antara Hamas dan Fatah dimulai pada 2007. Menyusul kemenangan Hamas dalam Pemilu 2007 sebagai partai penguasa setelah memperoleh 74 kursi, Fatah yang dipimpin Abbas awalnya menerima hasil Pemilu. Namun usai penentangan AS dan Eropa terhadap hasil Pemilu, dengan dalih bahwa Hamas adalah “kelompok teroris”, Fatah pun ikut-ikutan menolak hasil Pemilu. Penolakan ini memicu perselisihan dan kesenjangan politik antara Hamas dan Fatah, yang masih berlanjut hingga sekarang.

Sejak hari pertama itu, AS dan Eropa telah memblokade Gaza dan melarang segala bantuan untuk Hamas serta transaksi keuangan dengannya. Rezim Zionis juga memblokade Gaza secara ketat dri laut, darat, dan udara.

Dalam rangka menembus blokade ini, warga Gaza menggali terowongan di perbatasan dengan Mesir. Dengan cara ini, mereka pun bisa memasok kebutuhan-kebutuhan warga.

Kegagalan blokade ekonomi atas Gaza memaksa Rezim Zionis melancarkan perang destruktif atas kawasan ini pada 2008, 2012, dan 2014. Akibat agresi-agresi ini, 3 ribu warga Palestina gugur, ribuan orang terluka, dan puluhan ribu rumah hancur.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *