Loading

Ketik untuk mencari

Asia Barat

Petenis Muda Kuwait Tolak Hadapi Lawan Asal Israel di Turnamen Dubai

POROS PERLAWANAN – Dilansir Quds News Network, atlet tenis Kuwait berusia 14 tahun, Muhammad Al-Awadi mengundurkan diri dari turnamen tenis internasional yang diadakan di Uni Emirat Arab (UEA) pada Jumat 21 Januari untuk menghindari menghadapi lawan dari Israel.

Al-Awadi lolos ke semifinal kejuaraan internasional profesional di bawah usia 14 tahun, yang diadakan di Dubai.

Namun, dia menarik diri dari turnamen setelah mengetahui bahwa dia harus menghadapi atlet asal Israel, surat kabar Kuwait Al-Watan melaporkan.

“Salam dan terima kasih kepada pahlawan Kuwait Muhammad al-Awadi atas penolakannya untuk menormalkan kompetisi olahraga dengan Zionis,” Anggota Parlemen Kuwait, Osama al-Shaheen menyatakan dalam sebuah tweet pada Jumat.

Anggota Persatuan Cendekiawan Teluk Persia, Yusuf al-Sanad juga men-tweet bahwa atlet Kuwait itu mengumumkan pengunduran dirinya dari kompetisi dalam solidaritas dengan rakyat Palestina dan sebagai penolakan terhadap apartheid Israel.

Kuwait telah lama menjunjung tinggi sikap pro-Palestina, dan telah menolak untuk menormalkan hubungan dengan rezim penjajah Israel.

Dalam upaya untuk memperkuat sikap anti-normalisasi negara Teluk dan dukungannya yang berkelanjutan untuk hak-hak Palestina, parlemen Kuwait mengeluarkan undang-undang pada Mei lalu yang melarang negara itu berurusan dengan Israel atau segala jenis normalisasi dengan rezim pendudukan. Produk hukum tersebut disertai hukuman yang keras bagi pelanggar.

Undang-Undang tersebut menetapkan bahwa siapa pun yang melanggar ketentuan di dalamnya, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun dan paling lama tiga tahun, dan denda paling banyak lima ribu dinar.

Juga, setiap ekspresi simpati dengan Israel harus dilarang.

Menteri Pekerjaan Umum Kuwait, Rana Abdullah Al-Fares, juga mengeluarkan perintah pada Desember yang melarang masuknya kapal komersial yang membawa barang ke dan dari Israel ke perairan teritorial Kuwait.

Ini bukan pertama kalinya atlet Arab menolak bermain melawan pemain dari rezim pendudukan Israel.

Pada Olimpiade Rio 2016, Komite Olimpiade Internasional mengirim El Shehaby dari Mesir pulang sebelum akhir Olimpiade karena menolak berjabat tangan dengan seorang atlet Israel.

Juli lalu, pemain Sudan Mohamed Abdalrasool tidak muncul untuk menghadapi pemain Israel Tohar Butbul dalam pertandingan babak 32 besar, sebagai bentuk penolakan normalisasi dengan rezim pendudukan.

Juga, Fethi Nourine dari Aljazair mengundurkan diri dari menghadapi pemain Israel yang sama, mengatakan dia tidak ingin bersaing dengan Butbul karena dukungan politiknya terhadap Palestina.

Nourine juga telah mengundurkan diri dari Kejuaraan Dunia pada 2019 setelah dia tidak beruntung dalam sesi pengundian, yang hasilnya mempertemukan dia dengan atlet Israel.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *