Loading

Ketik untuk mencari

Asia Barat

Petinggi UEA Kunjungi Iran, Atwan: Zionis Khawatirkan Kebijakan Abu Dhabi ‘Menihilkan Problem’

Petinggi UEA Kunjungi Iran, Atwan: Zionis Khawatirkan Kebijakan Abu Dhabi ‘Menihilkan Problem’

POROS PERLAWANAN – Penasihat Keamanan Nasional UEA, Tahnun bin Zayed tiba di Teheran pada Senin 6 Desember kemarin. Di saat bersamaan, Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman juga memulai lawatannya ke sejumlah negara Arab di Teluk Persia.

Diberitakan Fars, Abdel Bari Atwan menyoroti kunjungan ini dalam tulisannya. Ia menyatakan, ”Di saat mayoritas negara Arab berjibaku dengan konflik internal dan eksternal, juga tidak ada banyak kabar soal kunjungan diplomatik, Teluk Persia menyaksikan pergerakan-pergerakan diplomatik langka. Pemulihan hubungan dengan Iran adalah poros utama dari pergerakan-pergerakan ini.”

Ia menilai, dua lawatan di atas memiliki nilai srategis penting, yang bisa mengubah wajah Kawasan dalam berbagai aspek ekonomi dan politik di masa depan, juga bisa mengubah kerja sama keamanan dan militer.

Redaktur Rai al-Youm berpendapat, Tahnun adalah eksekutor kebijakan baru UEA untuk memperluas hubungan Teheran-Abu Dhabi, mengatasi perbedaan, menjalin hubungan yang didasari kepercayaan timbal-balik, dan meningkatkan kerja sama politik-ekonomi.

Atwan menulis, kebijakan para anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), kecuali Qatar, dalam beberapa dekade terakhir adalah mempersempit blokade atas Iran dan menyulut konflik internal demi melemahkan negara ini. Invasi Saddam ke Iran dan krisis di Suriah dinilai Atwan sebagai bagian dari kebijakan ini.

Namun, tulisnya, setelah proyek-proyek ini gagal dan Iran serta Suriah masih berdiri tegak, negara-negara Arab pun berpaling dari kebijakan ini, minimal secara taktis dan lahiriah. Mereka pun memilih memulihkan hubungan dengan Iran, sebagaimana dikatakan oleh pepatah Inggris, “Jika kau tak bisa menundukkan musuhmu, bergabunglah dengannya”.

Menurut Atwan, tren ini membuat khawatir Rezim Zionis, yang selalu menabuh genderang perang terhadap Iran dan kini tidak mendengar respons dari negara-negara Teluk.

“UEA telah mengambil kebijakan baru yang disebut ‘menihilkan problem.’ Ini adalah kebijakan serupa yang diambil Erdogan di awal kekuasaannya di Turki, meski dalam kelanjutannya ia menjalankan kebijakan sebaliknya, sehingga menyebabkan popularitas dan kesuksesan politik-ekonominya menurun. Seperti inilah kita bisa menafsikan kunjungan Tahnun ke Ankara, Doha, dan Teheran, juga berhentinya serangan pasukan siber UEA,” tandas Atwan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *