Loading

Ketik untuk mencari

Oseania & Asia

Raeisi: AS Terlibat Kacaukan Afghanistan dan Bertanggungjawab atas Tumbuhnya ISIS di Negara itu

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Presiden Iran Ebrahim Raeisi menyatakan kesedihan atas situasi kemanusiaan di Afghanistan, mengatakan bahwa Amerika Serikat pasti terlibat dalam ketidakamanan yang sedang berlangsung di negara yang dilanda perang itu.

Raeisi membuat pernyataan itu selama pertemuan terpisah dengan para Menteri Luar Negeri Pakistan dan Tajikistan yang berkunjung ke Teheran pada Selasa.

“Harus ada pemerintahan inklusif di Afghanistan yang dapat memastikan keamanan negara dan mengakhiri perang, pertumpahan darah, dan pembunuhan sesama bsaudara,” kata Raeisi.

Presiden Iran menyatakan keprihatinan atas situasi saat ini di Afghanistan dan mengatakan AS harus disalahkan atas ketidakstabilan negara tersebut karena bertanggung jawab atas pembentukan kelompok teroris ISIS .

“Insiden teroris di Afghanistan melukai setiap manusia, dan tidak ada keraguan bahwa Amerika terlibat dalam insiden seperti itu dan tidak ingin rakyat Afghanistan mencapai perdamaian dan keamanan,” tambahnya.

Raeisi juga berharap pertemuan para Menlu negara tetangga Afghanistan dapat mengarah pada koordinasi dan dialog bersama dalam pembentukan pemerintahan yang inklusif di Afghanistan.

Sebelumnya pada hari itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menegaskan kembali perlunya pembentukan pemerintah inklusif di Afghanistan, dengan mengatakan bahwa Teheran tetap berhubungan dengan semua pihak di negara tetangga, termasuk pemerintah sementara di Kabul.

Amir-Abdollahian mengatakan bahwa pemerintah sementara yang dikuasai Taliban Afghanistan harus didorong untuk memenuhi dan diberitahu tentang tanggung jawabnya untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas dan keamanan di negara yang dilanda perang itu.

Pembicaraan yang diselenggarakan oleh Iran pada Rabu bertujuan untuk menilai situasi di Afghanistan dan mencari cara untuk membantu orang-orang di negara Asia Tengah itu.

Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 dengan dalih bahwa gerilyawan Taliban menyembunyikan al-Qaeda. Invasi tersebut menyingkirkan Taliban dari kekuasaan tetapi memperburuk situasi keamanan di negara itu.

Pemerintah Afghanistan dengan cepat runtuh pada 15 Agustus dalam menghadapi serangan kilat Taliban yang mengikuti keputusan Presiden AS, Joe Biden untuk menarik pasukan Amerika. Taliban mengumumkan pembentukan pemerintahan sementara pada 7 September.

Kelompok teroris Takfiri ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas berbagai serangan di Afghanistan.

Kekerasan yang sedang berlangsung setelah pengambilalihan Taliban telah menjerumuskan Afghanistan ke dalam situasi yang mengerikan, dengan Badan-badan Bantuan Internasional menyerukan tindakan segera untuk mendukung jutaan warga Afghanistan yang berjuang.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *