Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Iran Umumkan Siap Lakukan Pembicaraan Langsung dengan Trio Eropa Soal Kesepakatan Nuklir

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Iran telah secara resmi mengumumkan kesiapannya untuk melakukan pembicaraan dengan tiga penanda tangan Eropa untuk kesepakatan nuklir 2015 di Teheran atau di Ibu Kota masing-masing negara. Kesiapan ini bertentangan dengan klaim media AS tertentu.

Berbicara kepada Press TV, sumber yang dekat dengan upaya diplomatik Iran, menolak klaim media AS bahwa Iran telah menanggapi secara negatif pertemuan dengan perwakilan dari trio Eropa -Prancis, Inggris, dan Jerman.

Menurut sumber itu, yang berbicara dengan syarat anonim, Iran telah secara resmi menyuarakan kesiapan untuk pembicaraan langsung dengan tiga pihak Eropa dalam kesepakatan nuklir, yang bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan Bersama (JCPOA).

Iran, tambah sumber itu, mengundang ketiga negara untuk berkunjung ke Teheran atau menawarkan perjalanan ke Ibu Kota masing-masing negara untuk pembicaraan semacam itu, tetapi sejauh ini belum mendapat tanggapan.

Baqeri-Kani berada di Brussel untuk melanjutkan “pembicaraan tentang negosiasi berorientasi hasil” dengan Wakil Sekretaris Jenderal Uni Eropa, Enrique Mora.

Dalam sebuah tweet pada Senin, Baqeri-Kani mengatakan bahwa dia akan bertemu Mora, yang bertindak sebagai Koordinator Komisi Gabungan Kesepakatan Nuklir Iran 2015, di Brussels untuk membahas kelanjutan pembicaraan.

Sebelumnya, seorang jurnalis Wall Street Journal mengklaim dalam serangkaian tweet bahwa Wamenlu Iran tidak bersedia bertemu dengan perwakilan dari tiga negara Eropa yang terlibat dalam kesepakatan nuklir.

Mantan Presiden AS, Donald Trump meninggalkan JCPOA pada Mei 2018 dan memberlakukan kembali sanksi anti-Iran yang telah dicabut berdasarkan kesepakatan itu.

Dia juga menempatkan sanksi tambahan terhadap Iran dengan dalih lain yang tidak terkait dengan kasus nuklir sebagai bagian dari kampanye “Tekanan Maksimum”.

Setelah satu tahun bersabar, Iran menggunakan hak hukumnya sebagaimana diatur dalam Pasal 26 JCPOA, yang memberikan hak kepada salah satu pihak untuk menangguhkan komitmen kontraknya jika terjadi ketidakpatuhan oleh penanda tangan lain dan melepaskan beberapa pembatasan yang diberlakukan pada program energi nuklirnya.

Iran dan pihak-pihak yang tersisa dalam JCPOA telah mengadakan enam putaran pembicaraan di Wina, yang dimulai setelah Pemerintahan AS di bawah Joe Biden menyuarakan kesediaan untuk bergabung kembali dengan perjanjian nuklir, tiga tahun setelah Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat dari kesepakatan itu.

Sementara ketidaksepakatan tentang isu-isu utama tetap ada, para peserta mengambil jeda dari pembicaraan setelah Ebrahim Raeisi muncul sebagai pemenang dalam pemilihan presiden Iran bulan Juni, dan menunggu transisi demokrasi Iran berlangsung untuk melanjutkan pembicaraan.

Cakupan penghapusan sanksi dan keharusan AS untuk menjamin bahwa mereka tidak akan meninggalkan JCPOA lagi adalah di antara masalah utama yang tidak diselesaikan selama Pemerintahan mantan Presiden Iran, Hassan Rouhani.

Dalam beberapa pekan terakhir, ada tekanan yang meningkat pada Teheran untuk kembali ke meja perundingan.

Pemerintahan Raeisi telah mengumumkan pada beberapa kesempatan bahwa mereka akan melanjutkan pembicaraan hanya untuk menghapus semua sanksi ilegal Amerika Serikat dan bahwa mereka tidak akan mengambil bagian dalam negosiasi demi negosiasi.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *