Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Rai al-Youm: Biden Tak Bakal Terlibat Perjudian Berbahaya dengan Menyerang Iran

POROS PERLAWANAN – Harian Rai al-Youm dalam tulisannya membahas sesumbar Barat dan ancaman Tel Aviv kepada Iran baru-baru ini. Di tengah badai kritik yang menerpa, Benyamin Netanyahu dalam beberapa hari terakhir kembali mengulang ancaman agresi ke Iran demi mengesankan dirinya sebagai pihak kuat kepada komunitas Zionis.

Dilansir Fars, Fayyadh Abdqazan dalam artikel berjudul “Mereka Bisa Memulai Perang terhadap Republik Islam Iran, Namun Tidak Akan Bisa Mengakhirinya tanpa Menderita Kekalahan” menyatakan, ”Sebagai seorang pengamat perkembangan di AS dan Timteng, saya tidak berpikir bahwa Joe Biden, yang mengaku bangga sebagai seorang Zionis dalam lawatannya ke sebuah negara Arab-Islam, akan berjudi dengan menyulut perang terhadap Iran demi (memperbesar) peluang kecilnya di Pilpres AS.”

“Setelah berakhirnya intervensi militer AS di Irak, warga AS menarik napas lega, meski sekarang AS terlibat dalam perang Rusia vs Ukraina. Sebab itu, rakyat AS sekarang tidak ingin menanggung kembali dampak perang baru AS, kali ini di Iran; perang yang akan memperburuk inflasi berkelanjutan dalam ekonomi AS, meningkatkan harga minyak, dan mengancam pasokan minyak untuk AS dan dunia.”

“Presiden AS dan Israel bisa saja berencana untuk menargetkan reaktor-reaktor nuklir Iran. Namun jika itu dilaksanakan, siapa yang bisa menjamin bahwa balasan Iran akan terbatas dan tidak meliputi reaktor nuklir Israel, sumur-sumur minyak Teluk (Persia), dan para serdadu AS di Suriah, Irak, bahkan Qatar?”

Abdqazan berpendapat, jika Iran diserang, para sekutu Teheran seperti Ansharullah Yaman dan Hizbullah Lebanon tidak akan tinggal diam.

“Jika Israel berpikir bahwa perang terhadap Iran akan terbatas pada perang Washington-Tel Aviv menghadapi Teheran saja, berarti mereka cuma berkhayal. Jika orang-orang Zionis benar-benar beranggapan seperti ini, harus dikatakan bahwa kepolosan mereka dalam hal ini melebihi kepolosan Israel saat melancarkan agresi ke Lebanon tahun 1982,” tandas Abdqazan.

Menurutnya, jika apa yang akan dialami AS dan Israel dalam serangan militer ke Iran dibandingkan dengan yang sudah dialami mereka saat mengagresi Lebanon, yang kedua ini “lebih mirip piknik”.

“Dengan semua penghormatan saya kepada Irak, harus saya katakan bahwa Iran bukan Irak, dan Ayatullah Sayyid Ali Khamenei juga bukan Saddam! Luas geografis Iran 4 kali lebih besar dari Irak dan populasinya juga 3 kali lipat populasi Irak. Artinya, Iran memiliki kedalaman strategis. Iran saat ini memiliki para sekutu dan saudara yang menganggap diri mereka sebagai kedalaman strategisnya; para sekutu yang menikmati syahadah di jalan Tuhan lebih dari orang-orang AS dan Israel menikmati hidup mereka dalam kebatilan,” pungkas Abdqazan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *