Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Rival Hizbullah Akhirnya Ikut Desak Pemerintah Lebanon Setujui Opsi Impor Minyak dari Iran

Rival Hizbullah Akhirnya Ikut Desak Pemerintah Lebanon Setujui Opsi Impor Minyak dari Iran

POROS PERLAWANAN – Ketua Partai al-Quwwat al-Lubnaniyah, Samir Geagea pada Rabu 27 Juli meminta Lebanon menerima tawaran Sekjen Hizbullah untuk mendatangkan bahan bakar dari Iran.

“Saya pikir Pemerintah harus menyetujui usulan Sayyid Hasan Nasrallah untuk mendatangkan secara gratis bahan bakar Iran demi mengaktifkan stasiun-stasiun pembangkit energi di Lebanon,” cuit Geagea, diberitakan Fars.

Geagea, yang notabene adalah salah satu penentang keras Perlawanan Lebanon, menambahkan, ”Bukan karena saya percaya bahwa hal ini bisa dilakukan, namun supaya kita tidak membuat rakyat Lebanon harus mendengar isu-isu bohong tak berdasar.”

“Kita semua ingat apa yang terjadi dalam masalah bahan bakar, yang tuntas dengan dua atau tiga kapal (pembawa bahan bakar). Ongkosnya sudah dibayarkan dan bahan bakar sampai ke tangan rakyat. Kecuali sedikit bantuan yang tercakup sebagian lembaga-lembaga sosial, sama seperti bantuan-bantuan lain yang dilakukan yayasan-yayasan kemanusiaan,” pungkasnya.

Ketua Free Patriotic Movement Lebanon, Gebran Bassil dalam wawancara dengan stasiun televisi al-Manar, Jumat pekan lalu, mengatakan, ”Saya akan pergi menemui Kementerian Energi dan Sayyid (Hasan) Nasrallah untuk meminta (pengiriman) bahan bakar dari Iran. Dengan demikian, kita bisa memiliki aliran listrik selama 10 jam dalam sehari.”

Dalam lanjutan wawancara, dia menyinggung pengingkaran janji AS terkait penyediaan listrik untuk Lebanon. Bassil berkata, ”Keputusan-keputusan politik AS-lah yang menghalangi pasokan gas dan listrik ke Lebanon.”

Sayyid Nasrallah dalam wawancara terbarunya dengan al-Mayadeen mengatakan, ”Terkait minyak, ini bukan problem kita, tapi problem utamanya adalah Pemerintah Lebanon. Saya siap mengimpor bahan bakar dari Iran, dengan syarat Pemerintah Lebanon menyetujuinya..”

“Namun tak satu pun orang di Lebanon yang berani melakukannya, sebab mereka takut keluarga mereka dijatuhi sanksi oleh AS. Saat ini, mungkin korporasi-korporasi Rusia dan Iran siap bekerja sama dengan Lebanon, tapi Pemerintah Lebanon tak punya nyali,” tandasnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *