Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Rusia Perbarui Seruan pada Swedia Ungkap Hasil Investigasi Insiden Ledakan Nord Stream

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Rusia memperbaharui seruannya pada Swedia untuk mengungkap temuan dari investigasi yang sedang berlangsung atas ledakan yang merusak jaringan pipa gas Nord Stream di Laut Baltik pada September tahun lalu.

“Hampir lima bulan telah berlalu sejak sabotase pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2. Namun selama ini, otoritas Swedia, seolah-olah diberi isyarat, tetap diam,” kata Kedutaan Rusia untuk Swedia di platform pesan Telegram.

“Apa yang sangat ditakuti oleh kepemimpinan Swedia,” tambahnya, memunculkan pertanyaan tentang keterlambatan pengungkapan hasil penyelidikan.

Pada 26 September 2022, serangkaian ledakan klandestin terjadi di jalur pipa, melumpuhkan tiga dari empat rangkaian jaringan Nord Stream, di lepas pantai pulau Bornholm di Denmark.

Dua dari jaringan pipa, yang secara kolektif dikenal sebagai Nord Stream 1, menyediakan gas alam Rusia yang murah bagi Jerman dan sebagian besar Eropa Barat selama lebih dari satu dekade. Sepasang pipa kedua, yang dikenal sebagai Nord Stream 2, belum beroperasi.

Setelah ledakan tersebut, Denmark, Jerman, dan Swedia melakukan penyelidikan atas ledakan tersebut. Hasil awal dari penyelidikan bersama oleh Swedia dan Denmark menunjukkan bahwa ledakan tersebut merupakan “sabotase yang disengaja”, tetapi tanggung jawab tidak diberikan kepada pihak mana pun.

Wartawan Amerika, Seymour Hersh dalam laporan rinci di blognya pekan lalu mengeklaim bahwa pengeboman pipa gas bawah laut Nord Stream telah diperintahkan langsung oleh Presiden AS, Joe Biden dan dilakukan oleh CIA dengan bantuan Angkatan Laut AS.

Wartawan pemenang Hadiah Pulitzer itu menuduh bahwa penyelam laut dalam Angkatan Laut AS menanam bahan peledak C4 berkekuatan tinggi di bawah pipa gas dengan kedok latihan angkatan laut NATO dan bahwa militer Norwegia kemudian mengaktifkan bahan peledak dari jarak jauh ketika mereka menerima perintah.

Kedutaan Rusia di Swedia menegaskan kembali sikap Moskow bahwa Amerika Serikat berada di belakang ledakan yang memengaruhi proyek infrastruktur bernilai miliaran Dolar itu.

Wakil Utusan Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy mengatakan di Telegram bahwa pemungutan suara pada draf proposal yang menyerukan penyelidikan akan dilakukan pada akhir minggu ini.

Kantor berita TASS yang dikelola negara Rusia melaporkan bahwa perwakilan tetap China untuk PBB, Zhang Jun mengatakan kepada wartawan bahwa Beijing mendukung rancangan proposal Rusia.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *