Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Saat AS-UEA Balik Arah Tarik Dukungan, Sinyal Kekalahan Memalukan Saudi Kian Jelas di Perang Yaman

Saat AS-UEA Balik Arah Tarik Dukungan, Sinyal Kekalahan Memalukan Saudi Kian Jelas di Perang Yaman

POROS PERLAWANAN – Jika Koalisi Saudi mengevaluasi agresinya ke Yaman secara transparan dan realistis, ia akan memahami bahwa tak satu pun dari tujuan-tujuannya yang terwujud.

Dilansir al-Alam, bila evaluasi ini dilakukan lebih dalam, Saudi akan sadar bahwa ia telah kehilangan semua kartunya, seiring dengan keengganan AS untuk meneruskan dukungan bagi Koalisi.

Pukulan terbaru Tentara Yaman ke fasilitas minyak Saudi di Dhahran bukanlah pukulan terakhir. Serangan itu mengandung pesan penting bahwa Rezim Saudi telah kehilangan kontrol atas urusannya.

Setelah UEA mengubah pendiriannya dan menarik pasukannya dari Yaman, kini Abu Dhabi mengincar sumber-sumber alam dan ekonomi Yaman dengan memanfaatkan milisi dukunganya di selatan Yaman. Hal ini telah membuat Saudi menderita kerugian lebih banyak.

Namun, berbalik arahnya UEA bagi Saudi tidak sepedih serangan beruntun Yaman ke wilayahnya. Apalagi Muhammad bin Salman sendiri berusaha untuk memainkan kartu ekonomi dan pembangunannya, demi membersihkan citranya di mata Barat dan Pemerintahan baru AS.

Sia-sianya agresi ke Yaman sudah dilihat oleh Saudi setahun setelah perang. Ini disadari oleh orang-orang Saudi. Namun mereka memilih untuk melanjutkan perang dan blokade, serta membiarkan rakyat Yaman kelaparan.

Namun keputusan terbaru Pemerintah Joe Biden untuk menghentikan dukungan penuh terhadap Koalisi Saudi mengandung pesan penting. Pesan itu adalah bahwa perang Yaman tidak membawa laba bagi AS dan justru sangat merugikan, sebagaimana Saudi pun tak mendapat untung darinya.

Di sinilah kita bisa mengetahui pentingnya serangan-serangan Yaman, terutama serangan terbaru ke Dhahran. Serangan-serangan ini menegaskan fakta bahwa orang-orang Yaman adalah pemenang dalam pertempuran ini.

Tiap perundingan di masa mendatang untuk menjaga citra Koalisi akan didasarkan pada fakta di atas.

Orang-orang Saudi harus tahu bahwa mereka tak bisa mewujudkan satu pun dari tujuan-tujuan mereka. Pertempuran di Ma’rib juga telah mengirim sinyal bahwa kemenangan akan ada di tangan para pemilik asli negeri ini.

Dari pihak lain, Putra Mahkota Saudi tidak bisa memberikan janji serius atau menunjukkan kartu truf terkait masalah Yaman, sehingga Gedung Putih pun mengakhiri sikapnya dalam masalah ini. Oleh sebab itu, Bin Salman tak lagi disukai di Washington seperti dahulu. Semua kartu yang dimainkannya dalam 6 tahun terakhir sudah tidak berguna lagi.

Pendek kata, seharusnya orang-orang Saudi bergembira atas selesainya perang, sebab itu akan mengakhiri kerugian jiwa dan materi yang mereka alami, juga mencegah kian terkikisnya kekuatan militer dan ekonomi Saudi.

Bisa dikatakan bahwa UEA lebih cepat menyadari pesan dari Yaman. UEA tahu bahwa tiap rudal atau drone Yaman yang menukik ke Dubai akan mengakhiri mimpi Bin Zayed dan membuat kabur korporasi-korporasi asing dari UEA.

Sebaiknya Saudi segera menerima kenyataan dan angkat kaki dari Saudi, sebab mereka sudah kalah perang. Semakin lama mereka bertahan, semakin banyak pula kerugian yang akan mereka peroleh. Riyadh harus menggunakan peluang yang masih tersisa untuk mencegah kekalahan yang lebih memalukan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *