Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Yaman

Saat Ma’rib di Ambang Pembebasan, AS Mulai Minta Ansharullah Berunding dengan Koalisi Agresor

Saat Ma’rib di Ambang Pembebasan, AS Mulai Minta Ansharullah Berunding dengan Koalisi Agresor

POROS PERLAWANAN – Jubir Kemenlu AS, Christiaan James dalam wawancara dengan harian Saudi, al-Bilad menekankan pentingnya memulai perundingan untuk mencegah kekalahan Koalisi Saudi di Ma’rib.

“Sudah tiba saatnya bagi Houthi untuk menghentikan pertempuran demi memulai perundingan politik,” kata James, dilansir Fars.

Keinginan AS agar perang Yaman dihentikan mencuat di saat Tentara dan Komite Rakyat Yaman terus merangsek maju serta meraih kemenangan demi kemenangan di Ma’rib. Capaian-capaian ini mendorong media-media mengabarkan bahwa hitung mundur pembebasan Ma’rib telah dimulai.

Dalam wawancara itu, James menyatakan bahwa AS akan melanjutkan pemberlakuan sanksi atas anggota Ansharullah dan lembaga-lembaga yang terkait dengannya.

Tanpa menyinggung kejahatan perang Koalisi Saudi, James menuding anggota-anggota Ansharullah itu sebagai “penyebab instabilitas dan pelaku kekerasan terhadap warga sipil”.

Ia juga menyatakan, Washington mencemaskan laporan-laporan yang mengklaim bahwa Ansharullah menahan para pegawai Kedubes AS di Sanaa.

James berkata bahwa AS akan melanjutkan upaya diplomatik untuk membebaskan para tawanan itu.

Baru-baru ini, Washington menuntut pembebasan para pegawai lokal yang bekerja di Kedubes AS di Sanaa. Washington mengklaim, orang-orang bersenjata pro-Ansharullah “menyerang” Kedubes AS di Ibu Kota Yaman yang sudah ditutup sejak 2015.

Klaim ini ditanggapi oleh Ketua Komite Tinggi Revolusi Yaman dan petinggi Ansharullah, Muhammad Ali al-Houthi. Dalam cuitannya, ia menulis, ”Kedubes AS sudah dikosongkan. Kurang lebih sejak tahun 2019 gaji para pegawai lokal Kedubes di Yaman sudah diputus. Namun kini mereka (AS) mengklaim adanya serangan ke Kedubes yang sudah ditutup dan penahanan para pegawainya”.

“Tuan-tuan dari AS, bayarlah gaji para pegawai lokal. Sungguh tidak tahu diri jika kalian memutus gaji orang-orang yang melayani kalian di tengah kondisi sulit Yaman. Kalian telah meninggalkan mereka begitu saja seperti yang kalian lakukan di Afghanistan”, lanjut al-Houthi.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *