Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Sanksi Terbaru AS Perjelas Niat Washington Hancurkan Hubungan dengan Moskow

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, sanksi baru AS terhadap Rusia atas insiden yang melibatkan blogger dukungan Barat Alexei Navalny membuktikan bahwa AS terus mengejar kebijakan yang bertujuan untuk menghancurkan hubungan dengan Moskow, kata Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat.

Pada Jumat kemarin, Pemerintahan Presiden Joe Biden menjatuhkan sanksi terhadap Moskow pada ulang tahun pertama peracunan Navalny, menargetkan sejumlah pejabat keamanan Rusia yang diduga terlibat dalam serangan terhadap Navalny tahun lalu.

“Tindakan pihak AS menegaskan bahwa Pemerintah terus membabi-buta mengikuti jalan menghancurkan hubungan dengan Rusia. Mereka tidak memikirkan konsekuensinya,” halaman Facebook Kedutaan Rusia mengutip Anatoly Antonov mengatakan.

“Alih-alih berfokus pada ancaman nyata dan masalah keamanan global, mereka terlibat dalam moralisasi, berusaha untuk berpegang teguh pada peran pseudo-leading negara dalam demokrasi dan hukum internasional. Tidak mungkin langkah-langkah tidak konstruktif Washington akan membantu memperkuat stabilitas global di masa yang sulit bagi semua negara,” tambah Antonov.

Duta Besar Rusia mengatakan sanksi baru diperkenalkan dengan dalil yang sepenuhnya salah.

“Tidak ada bukti penggunaan agen perang kimia yang diberikan. Selain itu, Rusia, berbeda dengan Amerika Serikat, pada tahun 2017, sepenuhnya menghilangkan semua stok [senjata kimia]nya.”

Sanksi AS menargetkan sembilan individu dan empat entitas yang dituduh sebagai bagian dari operasi intelijen Rusia.

Navalny jatuh sakit dalam penerbangan domestik pada 20 Agustus 2020. Dia kemudian dibawa ke Ibu Kota Jerman, dimana dia dirawat di rumah sakit dengan dugaan keracunan. Pembantunya, serta Pemerintah Jerman dan beberapa negara Barat, mengklaim dia telah diracuni sebelum penerbangan domestik Rusia, menyalahkan Moskow.

Moskow telah berulang kali menolak tuduhan itu, dengan mengatakan Barat mengeksploitasi kasus itu untuk alasan politik dan menggunakannya sebagai dalih untuk menjatuhkan sanksi lebih banyak terhadap Rusia.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *