Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Saudi Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata, Apa Respons Sanaa?

Saudi Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata, Apa Respons Sanaa?

POROS PERLAWANAN – Pada Minggu 24 April kemarin, semestinya bandara Sanaa akan menjadi saksi penerbangan komersial pertama dari Yaman menuju Yordania, setelah vakum selama 6 tahun akibat blokade Koalisi Saudi. Namun setelah warga Yaman memesan tiket, Pemerintah Sanaa mengumumkan bahwa Koalisi Saudi tidak mengeluarkan izin penerbangan.

Dilansir Fars, situs al-Khabar al-Yemeni dalam tulisannya membahas kondisi bandara Sanaa dan skenario yang ada di hadapan Sanaa terkait pelanggaran janji Koalisi Saudi.

“Para pasien telah menempuh jarak jauh untuk sampai ke bandara, setelah mendengar dimulainya penerbangan di bandara Sanaa. Namun mereka dikejutkan dengan berita keengganan Koalisi untuk memberikan izin penerbangan.”

“Adegan kehadiran para pasien yang memegang paspor-paspor mereka di bandara Sanaa sungguh memprihatinkan dan memilukan, sebab perjalanan mereka bukan untuk bersenang-senang, tapi sebagai upaya terakhir untuk bertahan hidup.”

Komite Tinggi Dokter Yaman mengumumkan, 30 ribu pasien yang semuanya dalam kondisi parah membutuhkan pengobatan segera. Mereka tercantum dalam daftar tunggu untuk menemukan peluang hidup. Dalam kondisi ini, kendati kesepakatan gencatan senjata hanya meliputi 16 penerbangan dalam 2 bulan ke depan dan sama sekali tidak bisa memenuhi satu persen kebutuhan Yaman, ternyata penerbangan terbatas ini masih dihalang-halangi.

Menurut al-Khabar al-Yemeni, keengganan Koalisi untuk menepati kesepakatan menghadapkan Sanaa dengan 2 skenario:

Pertama, melanjutkan gencatan senjata ringkih ini dan mengirim pesan peringatan kepada Koalisi Saudi, baik secara terbuka atau melalui mediator, bahwa penghalangan terhadap gencatan senjata akan membawa dampak besar. Sebab itu, Koalisi hanya diberi sedikit kesempatan untuk memenuhi janji-janjinya. Jika tidak, Sanaa juga akan mengakhiri janjinya soal penghentian operasi militer.

Kedua, Sanaa akan secara langsung mengumumkan tidak akan berkomitmen dengan kesepakatan gencatan senjata, kemudian memulai kembali operasi militer menyakitkannya atas Koalisi Saudi.

Di akhir laporan, al-Khabar al-Yemeni berharap Sanaa akan memilih skenario pertama. Namun bagaimana pun juga, Koalisi Saudi akan menghadapi penyesalan yang sudah disinggung Pemimpin Ansharullah, Abdulmalik al-Houthi, sebelum ini.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *