Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon Profil

Sekilas Tentang Sekjen Baru Hizbullah, Syekh Naim Qasim

Sekilas Tentang Sekjen Baru Hizbullah, Syekh Naim Qasim

POROS PERLAWANAN– Syekh Naik Qasim, ulama Syiah dan politisi Lebanon, telah diangkat Dewan Hizbullah sebagai Sekjen baru menggantikan Syahid Sayyid Hasan Nasrallah.

Diberitakan Mehr, Syekh Qasim lahir tahun 1953 di Beirut. Ayahnya berasal dari kawasan Kafar Kila di selatan Lebanon. Syekh Qasim terlibat dalam faksi-faksi Islam Lebanon sejak dekade 1970. Ia bekerja sama dengan Imam Musa Sadr dalam mendirikan gerakan kaum dhuafa pada dekade 1970.

Di tahun tersebut, ia masuk Universitas Lebanon dan memilih jurusan kimia dengan bahasa Prancis. Setelah lulus, ia mengajar ilmu kimia di sekolah-sekolah menengah atas Lebanon. Di tahun 1977, Syekh Qasim memperoleh gelar S2 di bidang kimia dari universitas yang sama.

Saat masih berusia 18 tahun dan menuntut ilmu di universitas, Syekh Qasim mengadakan kelas untuk anak-anak di masjid. Di saat bersamaan, ia meneruskan studi keagamaannya. Dia adalah murid Allamah Muhammad Husain Fadhlullah dalam pelajaran Fikih dan Ushul Fikih tingket tinggi.

Saat masih berstatus mahasiswa,  ia terlibat dalam pembentukan Asosiasi Mahasiswa Muslim Lebanon. Ia juga memimpin Himpunan Pembelajaran Keagamaan dan Islam sejak tahun 1974 hingga 1988.

Setelah dibentuknya gerakan Amal sebagai sayap militer gerakan kaum dhuafa Lebanon pada tahun 1974, Syekh Qasim langsung bergabung dengan Amal. Dia pun terpilih sebagai Wakil Staf Budaya di gerakan Amal. Setelah itu, dia diangkat menjadi Sekretaris Dewan Komando Amal.

Setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, Syekh Qasim mundur dari Amal. Dia lalu menyelesaikan studi ilmu agamanya. Dia melanjutkan aktivitas keagamannya dengan cara mengadakan kelas-kelas di masjid dan husainiyah di Beirut dan sektor selatannya. Ia berkecimpung dalam pekerjaan ini selama lebih dari 10 tahun.

Syekh Qasim adalah salah satu elemen penting pembentukan Hizbullah di tahun 1982. Dia terpilih sebagai anggota Dewan Hizbullah. Dia menjadi anggota di Dewan tersebut selama 3 periode, hingga akhirnya ia menjadi Staf Pendidikan dan Budaya Hizbullah. Setelah itu, ia diangkat sebagai Wakil Ketua Dewan Eksekutif, kemudian dipilih sebagai Ketuanya. Pada tahun 1991, Syekh Qasim diangkat sebagai Wasekjen Hizbullah. Salah satu tugasnya adalah mengawasi aktivitas para legislator Hizbullah dan kegiatan politik mereka.

Keberadaan Syekh Qasim di posisi Wasekjen Hizbullah dibarengi dengan banyak perkembangan. Di antaranya adalah Perang Juli 1993, Perang 1996, pembebasan Lebanon tahun 2000, Perang 33 Hari 2006, dan pertempuran tahun 2017. Dalam periode-periode tersebut, kekuatan militer Hizbullah berkembang dengan pesat.

Syekh Qasim menulis sejumlah buku. Di antaranya adalah buku “Hizbullah” yang menjabarkan tujuan, sejarah, dan pandangan politik kelompok tersebut. Karya lainnya adalah “Imam Khomeini: Antara Orisinalitas dan Inovasi”, “Pemimpin yang Menghidupkan” tentang Pemimpin Iran, Ayatullah Ali Khamenei, dan buku “Masyarakat Perlawanan: Tekad Syahadah dan Kemenangan”.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *