Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Sekjen Hizbullah: Israel Harus Membayar Setimpal jika Terbukti Terlibat dalam Ledakan Beirut

Sekjen Hizbullah: Israel Harus Membayar Setimpal jika Terbukti Terlibat dalam Ledakan Beirut

POROS PERLAWANAN – Sayyid Hasan Nasrullah menyampaikan pidato pada Jumat 14 Agustus malam dalam peringatan kemenangan Hizbullah dalam Perang 33 Hari pada 2006 lalu.

Di awal pidato, Sekjen Hizbullah menjelaskan bahwa tahun ini peringatan kemenangan hanya cukup dilakukan melalui pidato saja. Alasannya adalah situasi pandemi Corona dan kondisi terakhir Lebanon pasca ledakan Beirut.

Dilansir Fars, Sayyid Nasrullah menyebut tiga hasil strategis untuk Kawasan dari Perang 33 Hari, yaitu:

1) Gagalnya proyek Timur Tengah Baru dan penggulingan Republik Islam Iran yang digagas George Bush Jr.

2) Terungkapnya kerentanan jaringan militer dan keamanan Rezim Zionis, yang memaksa dunia campur tangan untuk menghentikan perang.

3) Kesuksesan Poros Perlawanan dalam mengubah kaidah perang melalui perimbangan preventif.

“Israel kalah dalam perang ini. Mereka sadar tak mampu melemahkan Hizbullah dalam perang mendatang. Sebab itu, mereka beralih pada cara-cara lain, dan kondisi Lebanon saat ini adalah bagian dari perang baru tersebut,” kata Sayyid Nasrullah.

Beliau juga menegaskan, Hizbullah pasti akan membalas syahadah seorang personelnya akibat serangan Israel di Suriah. Ia menilai, kesiagaan Tentara Israel sejak gugurnya Muhsin Kamil adalah bagian dari hukuman Hizbullah terhadap Rezim Zionis.

“Malam ini, saya mengatakan bahwa pembalasan pasti akan dilakukan. Masalahnya cuma waktu saja. Israel mesti menanti balasan dari kami,” tandasnya.

Sekjen Hizbullah menyatakan, pihaknya tidak terkejut dengan deklarasi hubungan UEA-Israel. Sebab, normalisasi ini berada di jalur alami yang ditempuh Abu Dhabi dan Tel Aviv.

Ia menilai, deklarasi normalisasi di waktu sekarang menunjukkan bahwa sebagian rezim Arab adalah budak-budak AS.

“Hingga Pilpres nanti, Trump akan terus memerah rezim-rezim Arab, baik dari sisi finansial, moral, maupun keagamaan. Semua tindakan ini mereka lakukan demi melayani Trump dan Netanyahu,” paparnya.

“Media-media Arab membesar-besarkan sesuatu bernama ‘bahaya Iran’. Semua ini adalah tipuan agar mereka bisa berdamai dengan Israel. Padahal di saat yang sama, mereka diam-diam berusaha menjalin kontak dengan Iran. Mereka berharap bisa memiliki hubungan baik dengan Iran dan Israel sekaligus.”

Terkait tragedi Beirut, Sayyid Nasrullah mengatakan, jika ledakan ini adalah aksi teror, harus diselidiki siapa dalangnya. Menurutnya, bila Tel Aviv terlibat dan FBI ikut menyelidiki, bisa dipastikan bahwa investigasi ini sia-sia belaka.

Jika keterlibatan Israel terbukti, tegasnya, maka Tel Aviv mesti memberikan bayaran setimpal dengan tragedi di Beirut.

“Bagaimana mungkin Hizbullah, yang syahadah salah satu anggotanya membuat Israel siap siaga, akan diam saja terhadap kejahatan yang menewaskan ratusan orang ini?” tandas Sayyid Nasrullah.

Beliau lalu menepis klaim sejumlah media bahwa Hizbullah “sedang ketakutan dan mengalami krisis”.

Ia menegaskan, Hizbullah serta para sekutu domestik dan regionalnya dalam kondisi tenang dan stabil.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *