Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Sekjen Hizbullah: Menyerah pada Dikte AS Takkan Selamatkan Lebanon

Sekjen Hizbullah: Menyerah pada Dikte AS Takkan Selamatkan Lebanon

POROS PERLAWANAN – Sayyid Hasan Nasrallah membahas masalah Lebanon dalam pidato terbarunya pada Selasa 8 Maret. Ditujukan kepada Otoritas dan rakyat Lebanon, ia mengatakan, ”Menyerah kepada dikte-dikte AS tidak akan menyelamatkan Lebanon, bahkan justru menambah problemnya. Jika kalian ingin membuat AS senang, ketahuilah kalian tak akan mampu melakukannya, sebab tuntutan-tuntutan AS tidak ada batasnya. Pertanyaannya adalah: apa yang kalian peroleh sebagai imbalan menerima dikte-dikte AS?”

Sayyid Nasrallah mengomentari sikap resmi Lebanon yang mengecam Rusia dan mendukung AS.

“Lebih maslahat jika Lebanon bersikap abstain. Seharusnya Lebanon berkata kepada AS dan Kedubesnya bahwa kami bukan budak kalian… Statemen Lebanon dibawa ke Kedubes AS, dan AS meminta agar isinya lebih keras. Artinya, statemen Lebanon ditulis di Kedubes AS. Ini berita yang tepercaya,” tandasnya.

Sekjen Hizbullah mengajukan pertanyaan: kenapa dahulu Otoritas Lebanon bersikap netral, tapi saat ini tidak bersikap demikian dalam isu Rusia.

“Ketika Lebanon merilis statemen yang memihak AS, kenapa para pengklaim netralitas hanya bungkam di hadapan statemen itu? Kami katakan bahwa kita mesti bersikap, namun dalam sebagian kasus kita harus abstain. Oleh karena itu, apa yang kita dengar soal netralitas hanya murni alasan untuk lari dari tanggung jawab keagamaan, moral, dan kemanusiaan; tanggung jawab Lebanon dalam hal konflik Arab-Israel, masalah rakyat Palestina, dan perang global terhadap Suriah,” tegas Sayyid Nasrallah.

Ia menambahkan, rakyat Lebanon tidak mendapatkan apa pun dari AS kecuali janji-janji dusta. “AS banyak berjanji soal minyak dan listrik. Tapi mana yang dipenuhinya? Apakah kalian tahu bahwa hingga saat ini, Kemenlu AS belum memberitahu Mesir dan Yordania secara tertulis bahwa mereka dikecualikan dari UU Caesar, sehingga bisa mengimpor listrik dan bahan bakar?”

Sekjen Hizbullah menyatakan, sejak satu setengah tahun lalu, perusahaan-perusahaan Rusia dan China telah mengajukan tawaran-tawaran kepada Beirut. Namun Pemerintah Lebanon menolaknya lantaran ditekan AS.

“Sebuah perusahaan Rusia menawari untuk membangun kilang minyak. Namun tawaran ini ditolak. Padahal perusahaan ini siap memenuhi semua kebutuhan Lebanon kepada komoditas minyak. Bahkan siap menjual produk-produk minyak dengan mata uang Lebanon dan menjadikan Lebanon sebagai eksportir produk-produk ini. Namun setelah 1,5 tahun hingga kini, Lebanon belum menanggapi,” jelas Sayyid Nasrallah.

Menurutnya, andai Hizbullah memegang keputusan, sudah sejak 1,5 tahun tawaran Rusia itu diterima.

Di akhir pidato, Sayyid Nasrallah meminta agar Pemerintah Lebanon memiliki sedikit sikap independen, merdeka, dan nasionalis serta memikirkan kepentingan negara.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *