Loading

Ketik untuk mencari

Oseania & Asia

Siaga Penuh Hadapi Ancaman Amerika, Korut Bersumpah Tingkatkan Kekuatan Militernya

POROS PERLAWANAN – Berulang kali dibohongi dengan janji-janji palsu AS, Korea Utara bersumpah akan meningkatkan kekuatan militernya untuk melawan ancaman AS, dengan mengatakan bahwa hubungan antara Washington dan Pyongyang kini telah turun menjadi “mimpi buruk yang gelap”.

Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Son Gwon pada hari Jumat dalam peringatan dua tahun KTT pertama dalam sejarah yang mempertemukan pemimpin AS dan Korea Utara.

Ri mengatakan bahwa tujuan keamanan strategis Pyongyang adalah “membangun kekuatan yang lebih dapat diandalkan untuk mengatasi ancaman militer jangka panjang dari AS.”

Kim dan Trump bertemu di Singapura pada 12 Juni 2018. Setelah pertemuan tersebut, Korea Utara mengambil beberapa langkah terkait denuklirisasi dalam rangka menunjukkan niat baik yang justru tidak dibalas oleh AS.

Setelah pertemuan bersejarah itu, Pyongyang menghancurkan sebuah situs uji coba nuklir dan menangguhkan uji coba rudal dan nuklirnya, yang telah lama menjadi sasaran sanksi keras dan sepihak AS.

Namun, saat Korea Utara telah menuruti keinginan AS, Trump sama sekali tidak menunjukkan niat baik, ia terus menolak untuk meringankan sanksi atas Korut.

“Pertanyaannya adalah apakah akan ada kebutuhan untuk tetap bergandengan tangan di Singapura ketika tidak ada perbaikan faktual yang dilakukan?” tanya Menteri Luar Negeri Korea Utara.

Ri mengatakan bahwa tidak ada gunanya “menjaga hubungan pribadi antara kepemimpinan tertinggi kita dan Presiden AS.”

“Kami tidak akan pernah lagi memberikan Kepala Eksekutif AS paket (kebijakan) lain yang akan digunakan untuk pencapaian (politik) tanpa menerima pengembalian apa pun. Tidak ada yang lebih munafik dari janji kosong,” tegas Ri.

Dia mengatakan bahwa dalam dua tahun terakhir, diplomasi dengan AS hanya menunjukkan bahwa Washington terus mengejar “pergantian rezim” Pyongyang yang tidak dapat diterima oleh masyarakat Korea Utara.

Kedua pemimpin bertemu untuk terakhir kalinya Juni lalu di perbatasan antar-Korea. Menurut Ri, pertemuan berikutnya gagal karena AS tetap tidak mengubah sikap lamanya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *