Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Siapa yang Diuntungkan Berlarut-larutnya Perang Ukraina?

Siapa yang Diuntungkan oleh Berlarut-larutnya Perang Ukraina?

POROS PERLAWANAN-Harian New York Times baru-baru ini dalam laporannya menyatakan, di saat perang Ukraina masih berlanjut, pembicaraan soal perundingan damai nyaris menjadi sebuah hal tabu.

Dilansir Fars, NYT menulis bahwa Barat dan Ukraina berharap serangan balik Kiev bisa mengubah perimbangan di medan perang demi keuntungan Ukraina dan menunjukkan keringkihan Rusia. Namun bahkan dalam kondisi terbaiknya, serangan balik Ukraina hanya memberikan hasil sedang-sedang saja.

Dosen Ilmu Politik Universitas Georgetown, Charles Kupchan mengatakan,”Di saat serangan balik Ukraina berlangsung dengan lamban dan para petinggi pertahanan-intelijen mencela orang-orang Ukraina, negara-negara Barat justru merasa lebih rentan kendati telah menyuplai berbagai alutsista dan menaikkan harapan mereka.”

Menurut NYT, Kupchan adalah orang yang tahu apa yang dibicarakannya. Dia bersama mantan Kepala Institut Dewan Hubungan Luar Negeri Richard Haass pada April lalu telah menulis sebuah artikel. Dalam artikel tersebut, mereka meminta Washington dan sekutunya untuk menyiapkan rencana berunding dengan Rusia. Namun dua orang ini malah dikecam habis-habisan di AS karena artikel tersebut.

Selain itu, sejak dimulainya perang di Ukraina, ada banyak laporan yang mengungkap bahwa Pemerintah AS dan negara-negara Barat menghalangi upaya perundingan.

Beberapa bulan lalu, mantan PM Israel Naftali Bennett membocorkan, Rusia dan April pada April 2022 tengah berusaha mewujudkan sebuah kesepakatan, namun dirintangi oleh Barat hingga akhirnya lenyap.

Dalam wawancara dengan Kanal 12 Israel, Bennett ditanya apakah AS dan sekutunya merusak proses perdamaian antara Moskow dan Kiev. Dia menjawab,”Tentu saja. Mereka menghalanginya. Saya katakan bahwa ada peluang bagus untuk mewujudkan gencatan senjata. Namun saya tidak mengeklaim bahwa itu adalah pekerjaan yang tepat.”

Peraih hadiah Pulitzer asal AS, Glenn Greenwald meyakini bahwa perang ini sejak awal memang sudah dirancang untuk berlarut-larut dan bahwa Barat tidak menghendaki perang ini berakhir.

“Tujuan AS di Ukraina sudah jelas sejak awal, Namun sekarang sudah begitu jelas sehingga hanya bisa disembunyikan jika seseorang memang tidak ingin melihatnya,”tulis Greenwald di medsos X.

Greenwald menyebut penjelasan Biden dan para pimpinan Barat, yang mengaku bahwa tujuan mereka adalah melindungi demokrasi di Ukraina, sebagai sebuah propaganda.

“Jika Biden dan para pimpinan Barat meyakini propaganda mereka sendiri, bahwa perang ini demi menjaga demokrasi Ukraina, seharusnya mereka sudah mengirim senjata yang lebih banyak dan modern. Sama seperti di Suriah, CIA bertujuan menjaga perang ini berlangsung lama hingga waktu yang tidak ditentukan,”tulis Greenwald.

“Para pemenang perang ini hanyalah pihak-pihak berikut: Pertama, industri militer AS. Kedua, komunitas intelijen AS dan Barat. Ketiga, semua orang di Kiev yang mendapatkan miliaran Dolar tanpa adanya pengawasan dan akuntansi,”tandas Greenwald.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *